Model Perilaku Kepatuhan Berobat ARV Berbasis Efikasi Diri Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Hidup Pasien HIV/AIDS di RSUD Blambangan Kabupaten Banyuwangi
Abstract
Kepatuhan Pasien dalam melakukan pengobatan sangat diperlukan. Pasien
ODHIV dengan perilaku yang tidak patuh akan menyebabkan gagal dalam terapi
ARV. Dalam perubahan perilaku, efikasi diri adalah faktor pribadi yang paling
penting. Efikasi diri mempengaruhi upaya seseorang untuk mengubah perilaku
berisiko dan kegigihannya untuk terus berjuang. Dengan terus berjuang untuk
patuh, pasien ODHIV bisa mendapatkan kualitas hidup yang baik serta menekan
terjadinya kesakitan dan kematian. Namun faktor-faktor yang mempengaruhi
kepatuhan belum diketahui secara pasti dan bagaimana peran efikasi diri dalam
pembentukan perilaku kepatuhan berobat ARV tersebut. Untuk itu tujuan dari
penelitian ini adalah menyusun model perilaku kepatuhan berobat ARV berbasis
efikasi diri sebagai upaya peningkatan kualitas hidup pasien HIV/AIDS di RSUD
Blambangan Kabupaten Banyuwangi.
Metode penelitian menggunakan studi cross sectional dengan populasi
penelitian adalah 212 pasien ODHIV di RSUD Blambangan Kabupaten
Banyuwangi. Teknik sampling menggunakan sistem random sampling dengan
total sampel 125 responden. Penelitian di laksanakan bulan November tahun
2024. Kriteria inklusi dalam penelitian ini yakni ODHIV menerima pengobatan
ARV lini pertama di RSUD Blambangan; mampu berkomunikasi dengan baik;
sudah berobat minimal 3 bulan. Sedangkan kriteria eksklusinya adalah ODHIV
tidak hadir mengambil obat saat masa penelitian; ODHIV berusia < 18 tahun;
ODHIV yang ARV-nya diambilkan oleh keluarga atau pendamping.
Variabel dalam penelitian ini adalah faktor predisposisi, fakor pemungkin
dan fator penguat, efikasi diri, kepatuhan berobat dan kualitas hidup. Data
dikumpulkan menggunakan kuesioner baku kualitas hidup yang diadaptasi
WHOQol-HIV BREF terdiri dari 26 item penyatanyaan dengan skala 1-5, kuesioner efikasi diri pasien HIV yaitu the HIV adherence self efficacy scale (HIV
ASES) dengan 16 penyataan dengan skala 0-10, kuesioner kepatuhan berobat
yang diadaptasi dari simplified medication adherence questioner yang terdiri dari
6 pertanyaan. Dan kuesioner dukungan sosial yang dimodifikasi dari instrument
medical outcomes study (MOS) social support survey, yang terdiri dari 16 item
pertanyaan.
Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan informasi kepada calon
responden tentang gambaran umum penelitian, tujuan, manfaat, dan prosedur
penelitian. Calon responden kemudian diminta menandatangani lembar
persetujuan penelitian, dilanjutkan dengan pengisian kuesioner oleh responden.
Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan dari komisi etik penelitian kesehatan
(KEPK) fakultas kedokteran gigi Universitas Jember pada tanggal 26 September
2024 dengan nomor 2803/UN25.8/KEPK/DL/2024.
Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis jalur dengan SEMPLS menggunakan Smart PLS versi 3. Dengan dua tahap yaitu tahap pertama
adalah model pengukuran (outer model) untuk mengukur hubungan variabel laten
dengan indikatornya dan tahap kedua adalah model struktural (inner model)
dengan tujuan mengetahui hubungan antar variabel laten.
Hasil analisis penelitian ini adalah sebagai berikut: karakteristik responden
yang mendominasi pada penelitian ini adalah usia pada rentang usia 36-45 tahun
(42,40%), laki-laki (57.60%), sekolah menengah (67,20%), penghasilan < UMR
(64%), sudah menikah (56,80%), tidak bergejala (79,20%), lama sakit pada
rentang >5-10 tahun (37,60%) dan jarak dari fasilitas kesehatan > 10 KM
(78,40%); Faktor predisposisi (pendidikan, pekerjaan) tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap efikasi diri pasien HIV di RSUD Blambangan Kabupaten
Banyuwangi; Faktor pemungkin (pelayanan kesehatan, keparahan penyakit) tidak
memiliki pengaruh terhadap efikasi diri pasien HIV/AIDS yang berobat di RSUD
Blambangan; Faktor penguat (dukungan sosial) memiliki pengaruh signifikan
terhadap efikasi diri pasien HIV/AIDS yang berobat di RSUD Blambangan;
berobat pasien HIV/AIDS di RSUD Blambangan; Faktor penguat (dukungan
sosial) tidak memiliki pengaruh terhadap perilaku kepatuhan berobat pasien
HIV/AIDS di RSUD Blambangan; Efikasi diri tidak memiliki pengaruh terhadap
perilaku kepatuhan berobat pasien HIV/AIDS di RSUD Blambangan; Perilaku
kepatuhan berobat tidak memiliki pengaruh terhadap kualitas hidup pasien
HIV/AIDS di RSUD Blambangan Kabupaten Banyuwangi; Model dari kepatuhan
berobat pasien HIV/AIDS di RSUD Blambangan Kabupaten Banyuwangi di
pengaruhi oleh faktor predisposisi dan faktor pemungkin.
Kesimpulan dari penelitian ini didapatkan hasil uji menunjukkan bahwa
model yang diperoleh sudah fit (SRMR=0,079 < 0,10 dan NFI = 0,703) dengan
prediktif relevan yang baik. Faktor predisposisi (pekerjaan dan penghasilan)
berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan berobat dengan arah positif nilai path
coeffientt = 0,199 dan p value = 0,046 dan faktor pemungkin (jarak ke fasilitas
kesehatan dan keparahan penyakit) berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan
berobat dengan arah positif, nilai path coeffientt = 0,211 dan p value = 0,044 ,
efikasi diri tidak berpengaruh terhadap kepatuhan, dan kepatuhan pengobatan
tidak ada pengaruhnya terhadap kualitas hidup.
Saran bagi instansi adalah menambah layanan pengobatan HIV/AIDS di
Kabupaten Banyuwangi sehingga jarak rumah pasien terhadap pelayanan
kesehatan menjadi lebih dekat sekaligus menjaga kerahasiaan dan meningkatkan
kenyamanan pasien untuk datang ke layanan sehingga dapat meningkatkan
kepatuhan berobat. Bagi pasien sebaiknya lebih yakin dan percaya bahwa pihak
rumah sakit akan memberikan pelayanan yang terbaik agar pasien bisa survive
dengan cara mengikuti ajuran dengan meningkatkan kepatuhan minum obat,
bukan hanya dalam hitungan hari yang diperhatikan namun juga pada jam minum
yang harus tepat.
Collections
- MT-Sciences of Health [131]
