Hubungan Kadar Proline-Rich Proteins (PRPs) dan pH Saliva dengan Indeks Karies pada Anak-anak Usia 10-12 Tahun di SDN 1 Puger Kulon
Abstract
Karies gigi merupakan salah satu masalah kesehatan gigi yang sering terjadi
pada anak-anak, terutama pada usia 6-12 tahun, karena masa transisi gigi sulung ke
gigi permanen yang lebih rentan terhadap karies. Saliva berperan penting dalam
menjaga kesehatan rongga mulut melalui kandungan protein seperti Proline-Rich
Proteins (PRPs) dan sifat fisiokimianya seperti pH. PRPs membantu melindungi
enamel dan menghambat adhesi bakteri penyebab karies, sementara pH saliva
membantu menjaga keseimbangan asam dan basa di dalam rongga mulut. Penelitian
ini dilakukan untuk menganalisis hubungan kadar PRPs dan pH saliva dengan
indeks karies, terutama pada populasi anak-anak di daerah pesisir. Penelitian ini
bertujuan untuk mengkaji hubungan kadar PRPs dan pH saliva dengan indeks karies
pada anak-anak usia 10-12 tahun di SDN 1 Puger Kulon.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain
cross-sectional, dilakukan pada Oktober 2024. Subjek penelitian melibatkan 74
anak usia 10-12 tahun di SDN 1 Puger Kulon yang dipilih menggunakan teknik
purposive sampling. Indeks karies dinilai menggunakan indeks Decayed-MissingFilling-Tooth (DMF-T), kadar PRPs diukur dengan metode ELISA, dan pH saliva
diukur menggunakan pH meter digital. Analisis data dilakukan menggunakan uji
Spearman karena sebagian data tidak berdistribusi normal.
Hasil penelitian ini menunjukkan rata-rata indeks karies (DMF-T) pada anakanak usia 10-12 tahun di SDN 1 Puger Kulon sebesar 1,8, yang tergolong dalam
kategori rendah berdasarkan klasifikasi WHO. Nilai pH saliva rata-rata adalah 8,25,
yang berada dalam kategori basa, menunjukkan bahwa kondisi saliva bersifat
protektif terhadap risiko karies. Kadar PRPs saliva rata-rata ditemukan sebesar
8,076 ng/ml, tanpa pola peningkatan atau penurunan yang jelas berdasarkan usia maupun jenis kelamin. Analisis statistik menunjukkan adanya hubungan signifikan
antara pH saliva dan indeks karies (p < 0,001) dengan korelasi negatif sedang (r =
-0,535), yang berarti semakin tinggi pH saliva, semakin rendah indeks karies.
Namun, tidak ditemukan hubungan signifikan antara kadar PRPs dengan indeks
karies (p = 0,427; r = -0,094), ataupun antara pH saliva dan kadar PRPs (p = 0,217;
r = 0,145). Hasil ini mengindikasikan bahwa pH saliva lebih relevan sebagai
biomarker dalam mendeteksi risiko karies gigi dibandingkan kadar PRPs saliva.
Selain itu, survei pada subjek penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar anakanak telah memiliki kebiasaan menyikat gigi secara rutin, tetapi masih kurang
optimal dalam mengganti sikat gigi dan memeriksakan kesehatan gigi secara
berkala, yang dapat memengaruhi efektivitas kebersihan gigi mereka.
Penelitian ini menunjukkan bahwa pH saliva memiliki hubungan signifikan
dengan indeks karies secara statistik dan dapat berperan sebagai biomarker untuk
mendeteksi risiko karies. Hasil survei menunjukkan bahwa kebiasaan sehari-hari
subjek penelitian menunjang nilai pH saliva tetap normal, sehingga membantu
mengurangi risiko karies. Sebaliknya, kadar PRPs tidak menunjukkan hubungan
signifikan dengan indeks karies maupun pH saliva secara statistik karena
keterbatasan penelitian masih belum mampu menjelaskan mekanisme
perkembangan karies yang sangat kompleks. Hasil ini memberikan wawasan
tentang pentingnya pH saliva dalam pengendalian karies gigi pada anak-anak.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2146]
