Show simple item record

dc.contributor.authorPERTIWI, Windu Saharani
dc.date.accessioned2025-10-20T04:41:13Z
dc.date.available2025-10-20T04:41:13Z
dc.date.issued2025-04-15
dc.identifier.nim211610101002en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/128390
dc.descriptionFinalisasi unggah file repositori tanggal 20 Oktober 2025_Kurnadien_US
dc.description.abstractPermasalahan kesehatan gigi dan mulut masih menjadi salah masalah kesehatan utama di Indonesia, termasuk di Kecamatan Jelbuk. Kecamatan Jelbuk menempati urutan ke-15 kasus gigi tertinggi di Kabupaten Jember dan proporsi kunjungan masyarakat ke puskesmas tergolong rendah. Tingkat karies Kecamatan Jelbuk pada tahun 2020 menempati peringkat ke-3 di Kabupaten Jember. Tujuan dilakukan pemeriksaan status kesehatan gigi dan mulut untuk menggambarkan profil kesehatan gigi dan mulut berdasarkan standar WHO yang berisi beberapa indikator pemeriksaan meliputi status gigi geligi, status periodontal, kehilangan perlekatan, fluorosis enamel, erosi gigi, lesi mukosa mulut, kebutuhan perawatan segera, dan gigi tiruan. Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik purposive sampling pada masyarakat yang berusia 35-44 tahun, dengan total sampel sebanyak 102 orang. Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut dimulai dengan pemeriksaan subjektif melalui anamnesis, mencakup data seperti nama, usia, alamat, serta wawancara terkait kesehatan gigi dan mulut. Selanjutnya, dilakukan pemeriksaan objektif yang dicatat sesuai formulir pemeriksaan standar WHO. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan SPSS dan disajikan dalam bentuk tabel serta diagram. Hasil penelitian menunjukkan kasus status gigi geligi tertinggi yaitu kasus karies mahkota (90,2%) dengan pilihan tindakan yang paling sering dilakukan untuk mengatasi karies adalah pencabutan (55,9%), serta pilihan tindakan tumpatan dan gigi tiruan tergolong rendah. Kasus status periodontal yaitu perdarahan gingiva (54,9%), poket 0-3 mm (61,8%), 4-5 mm (37,2%), dan ≥ 6 mm (1,0%). Kasus kehilangan perlekatan yaitu kehilangan perlekatan 0-3 mm (64,7%), 4-5 mm (34,3%), dan 6-7mm (1,0%). Kasus fluorosis yaitu fluorosis enamel sangat ringan (1%) dan fluorosis ringan (8,8%). Kasus keparahan erosi gigi yaitu erosi pada enamel (6,9%). Kasus lesi mukosa mulut yaitu SAR (2%) dan lesi lain yaitu fissure tongue (2,9%), geographic tongue (1%), makula melanotik (4,9%), hiperpigmentasi gingiva (1,9%), dan suspek kandidiasis oral (1%). Kebutuhan perawatan segera yaitu membutuhkan perawatan tidak segera (94,1%) dan tidak membutuhkan perawatan mengenai kesehatan gigi dan mulutnya (5,9%). Penggunaan gigi tiruan yaitu gigi tiruan sebagian (7,8%). Profil Kesehatan gigi dan mulut berdasarkan standar WHO di Kecamatan Jelbuk menunjukkan sebagian besar mengalami masalah gigi dan mulut seperti karies, perdarahan gingiva, poket periodontal, serta kehilangan perlekatakan. Tindakan kuratif dan rehabilitatif seperti tumpatan dan gigi tiruan disarankan untuk mencegah penyakit gigi dan jaringan periodontal masyarakat Kecamatan Jelbuk yang terbilang cukup tinggi.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Kedokteran Gigien_US
dc.subjectWHO standaren_US
dc.subjectKesehatan Gigi dan Muluten_US
dc.subjectMasyarakat Kecamatan Jelbuken_US
dc.subjectKabupaten Jember;en_US
dc.titleProfil Kesehatan Gigi dan Mulut Berdasarkan Standar WHO Pada Masyarakat Kecamatan Jelbuk Kabupaten Jemberen_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiPendidikan Dokter Gigien_US
dc.identifier.pembimbing1Dr. drg. Ari Tri Wanodyo Handayani, M.Kes.en_US
dc.identifier.pembimbing2drg. Kiswaluyo, M.Kes.en_US
dc.identifier.validatorRevaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record