Gambaran Tingkat Kesepian pada Janda Lansia di Desa Ajung Kecamatan Ajung Kabupaten Jember
Abstract
Kesepian (loneliness)sdidefinisikan sebagai perasaan kehilangangdan
ketidakpuasan yang disebabkan oleh ketidaksesuaian antara hubungan sosial yang
diharapkan dengan hubungan sosial yang dimiliki. Kesepian akan muncul ketika
suatu hubungan pernikahan mengalami perubahan status menjadi janda atau
perceraian. Tidak adanya sosok pasangan yang menemani dalam hubungan
berumah tangga membuat seseorang lebih mungkin mengalami kesepian. Lanjut
usia (lansia) merupakan kondisi yang dialami oleh semua orang dan tidak dapat
dihindari. Lansia yang mengalami kesepian salah satunya yaitu kurang perhatian
diri, keluarga atau lingkungan. Adapun lansia yang lebih rentan mengalami
kesepian adalah lansia perempuan, dimana lansia perempuan akan lebih banyak
mengalami depresi daripada lansia laki-laki. Kondisi yang menjanda pada
perempuan menjadi salah satu faktor pemicu yang sangat kuat yang menyebabkan
kesepian, terlebih pada janda akibat ditinggal mati pasangan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran tingkat
kesepian pada janda lansia di Desa Ajung Kecamatan Ajung Kabupaten Jember.
Penelitian ini menggunakan model penelitian deskriptif kuantitattif dengan
pendekatan cross sectional. Sample pada penelitian ini adalah responden janda
lansia sebanyak 92 responden dengan menggunakan metode simple random
sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner UCLA Loneliness Scale
Version 3 tang terdiri dari 20 pertanyaan dengan skor akhir normal atau tidak
kesepian sebanyak 0 orang atau tidak ada (00,0%), kesepian ringan yaitu sebanyak
23 orang (25,0%), kesepian sedang yaitu sebanyak 67 orang (72,8%), dan kesepian
berat yaitu sebanyak 2 orang (2,2%).
Hasil penelitian menunjukkan karakteristik responden pada penelitian ini
meliputi usia responden mulai dari umur 60-74 sebanyak 71(77%), umur 75-90
sebanyak 21(23%), jumlah anak janda lansia yang memiliki frekuensi terbanyak adalah janda lansia yang memiliki 2 anak sebanyak 26(28,3%), mayoritas
pendidikan terakhir responden adalah SD/Sederajat sebanyak 41 responden
(44,6%), mayoritas pekerjaan responden adalah sebagai ibu rumah tangga yaitu
sebanyak 47 responden (51,1%), status perkawinan responden mayoritas berstatus
cerai mati yaitu sebanyak 73 responden (79,3%), dan mayoritas tempat tinggal
responden bersama dengan keluarga yaitu sebanyak 53 responden (57,6%).
Implikasi pada penelitian ini perawat sebagai edukator memiliki peran yang
sangat penting dalam komunitas untuk mengajak anggota keluarga agar dapat
melakukan pendekatan kepada orang tua secara psikologis untuk meminimalkan
resiko yang akan terjadi. Dengan demikian diharapkan lansia dapat memahami dan
tidak merasa diabaikan lagi oleh keluarganya. Selain itu perawat dapat memberikan
edukasi mengenai peningkatan status sosial pada janda lansia yang diharapkan
dengan peningkatan tersebut secara subjektif dapat meningkatkan kualitas hidup
janda lansia lebih baik lagi dan secara objektif menurunkan tingkat stress atau
depresi yang dirasakan pada saat lansia merasa kesepian.
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1674]