Gambaran Respon Psikososial Pelajar di Wilayah Pertanian dalam Menghadapi Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri
Abstract
Pelajar yang memilih untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
perguruan tinggi diharuskan mengikuti seleksi ujian terlebih dahulu. Banyaknya
pesaing yang akan masuk perguruan tinggi, maka semakin besar kemungkinan
timbulnya respon psikososial bagi peserta yang mengikuti seleksi. Respon
psikososial menimbulkan masalah psikologis yang menjadi salah satu faktor
pemicu gangguan jiwa. Bentuk masalah psikologis seperti rasa cemas, khawatir
yang berlebihan, rasa takut, mudah tersinggung, sulit konsentrasi, memiliki
sikap ragu-ragu akan suatu hal, merasa kecewa, pemarah dan agresif. Gangguan
psikologis pada siswa saat akan menghadapi ujian masuk perguruan tinggi, yaitu
melalui dukungan dari keluarga, hal ini di karena keluarga merupakan tempat
pertama yang memberi dukungan pada siswa saat mengalami masalah. Guru
juga berperan dalam membantu siswa dengan memberikan arahan pada siswa
agar tidak terlalu gugup dan cemas saat akan mengerjakan ujian.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan respon psikososial
siswa dalam menghadapi ujian masuk perguruan tinggi. Metode penelitian yang
digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa
yang akan melanjutkan ke perguruan tinggi. Terdapat 150 siswa yang akan
melanjutkan ke perguruan tinggi. Instrumen yang digunakan adalah Self
Reporting Questionnaire 29 yang merupakan kuesioner yang dibentuk oleh
World Health Organization (WHO) yang digunakan sebagai alat untuk
mengukur masalah/penyakit kesehatan jiwa. SRQ 29 berisi 29 pertanyaan
tentang hal-hal yang mungkin mengganggu Anda dalam 30 hari terakhir.
Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat yang
menggambarkan atau menggambarkan data yang telah diperoleh dari responden
secara umum. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa untuk gangguan terbesar
yang dialami siswa yaitu gangguan psikis yang disertai PTSD yaitu 42,6%
dengan jumlah 64 siswa, kemudian untuk Gangguan Psikologis sebesar 35,3%
dengan jumlah 53 siswa dan gangguan PTSD. adalah 22,1% dengan jumlah 33
siswa. Untuk penggunaan psikoaktif dan gangguan psikotik tidak ditemukan
pada siswa di SMA tersebut.
Respon Psikososial pada pelajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah
satunya adalah dukungan sosial. Dukungan sosial sangat efektif dalam
mengurangi tekanan psikologis, seperti depresi atau kecemasan. Hal ini tentunya
sesuai dengan penelitian ini yang tentunya menggali tentang masalah psikososial
yang dialami oleh pelajar SMA yang kan melanjutkan ke perguruan tinggi negeri
sehingga perlunya dukungan dan pendampingan khusus pagi pelajar sehingga
pelajar tidak mengalami kecemasan dan stress yang berlebihan tentunya akan
tuntutan agar bisa melanjutkan ke perguruan tinggi.
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1674]