Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat dengan Kepatuhan Diet Pembatasan Cairan Pasien Gagal Ginjal Kronis Wilayah Pertanian dalam Menjalani Hemodialisa di RSD dr. Soebandi Jember
Abstract
Gagal Ginjal Kronis (GGK) merupakan masalah kesehatan utama yang
meningkat secara cepat setiap tahunnya dan penyebab utama kematian. Pasien dengan
gagal ginjal dapat mengalami kehilangan fungsi ginjal mencapai 90% atau lebih
sehingga memerlukan terapi pengganti ginjal untuk mempertahankan hidupnya.
Menurut Global Burden of Disease (GBD) pada tahun 2017 Indonesia merupakan
negara dengan kejadian gagal ginjal kronis tertinggi di wilayah Asia. Pasien GGK
yang menjalani terapi hemodialisa dapat mengalami penambahan berat badan
dikarenakan ketidakpatuhan dalam pembatasan cairan. Pasien dianjurkan patuh pada
diet pembatasan cairan untuk memaksimalkan efek terapi dan mencegah komplikasi
akibat kelebihan cairan dalam tubuh. IDWG dapat digunakan untuk melihat
kepatuhan pembatasan cairan pasien selama proses interdialitik. Keterlibatan tenaga
kesehatan penting dalam mempengaruhi kepatuhan asupan cairan. Keterampilan
komunikasi profesional kesehatan sangat berperan dalam membantu pasien dalam
mengatasi masalahnya terutama pada pasien penyakit kronis. Komunikasi yang
dilakukan tenaga kesehatan dapat memberikan informasi yang komprehensif
sehingga pengetahuan pasien meningkat dan diharapkan bisa meningkatkan
kepatuhan. Komunikasi perawat dengan pasien disebut dengan komunikasi
terapeutik, dimana komunikasi terapeutik bertujuan untuk membantu penyembuhan
atau pemulihan pasien. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisa
hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kepatuhan diet pembatasan cairan
pasien gagal ginjal kronis wilayah pertanian dalam menjalani hemodialisa di RSD dr.
Soebandi Jember”.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasional dengan metode
cohort retrospektif. Jumlah sampel yang digunakan 109 responden dengan
mempertimbangkan kriteria inklusi yang telah ditentukan. Teknik pengambilan data
pada penelitian ini menggunakan sampling kuota. Alat pengambilan data
menggunakan kuesioner komunikasi terapeutik dan lembar observasi berat badan
menggunakan rumus IDWG. Hasil dari analisis univariat ditampilakan dalam bentuk
distribusi frekuensi dan serta untuk usia ditampilkan dalam bentuk rerata dan median
serta data minimal-maksimal. Analisis bivariat pada penelitian ini menggunakan uji
korelasi Sperman rank untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar variabel,
tingkat keeratan hubungan antar variabel dan melihat arah hubungan antar variabel.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan komunikasi terapeutik dalam kategori
baik sebanyak 96 responden (88,1%). Kemudian sebanyak 99 responden (90,8%)
memiliki kepatuhan baik. Berdasarkan hasil analisis bivariat didapatkan nilai p value
0,004 yang menyatakan ada hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan
kepatuhan diet pembatasan cairan pasien gagal ginjal kronis dalam menjalani
hemodialisa di RSD dr. Soebandi Jember. Sedangkan untuk hasil nilai r hitung yaitu
0,272 yang artinya terdapat arah positif dan keeratan hubungan antar variabel rendah.
Komunikasi terapeutik yang dilakukan antara perawat dan pasien dapat
memberikan pengetahuan atau informasi yang komprehensif sehingga diharapkan
dapat meningkatkan kesadaran pasien untuk patuh terhadap anjuran pembatasan
cairan. Peneliti berasumsi bahwa rendahnya tingkat hubungan antar variabel karena
terdapat beberapa faktor lain seperti faktor pendidikan, lama menjalani HD,
dukungan keluarga, efikasi diri dan faktor pengetahuan.
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1664]