Show simple item record

dc.contributor.authorSYAHPUTRA, Jadwa Jaifar Hidayahtullah Giri
dc.date.accessioned2025-08-25T08:21:57Z
dc.date.available2025-08-25T08:21:57Z
dc.date.issued2025-04-23
dc.identifier.nim210810201136en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/127968
dc.descriptionFinalisasi unggah file repositori tanggal 25 Agustus 2025_Kurnadien_US
dc.description.abstractFenomena Sell in May and Go Away (SMGA) merupakan anomali pasar yang menyatakan bahwa return saham cenderung lebih rendah pada musim panas (Mei–Oktober) dibandingkan musim dingin (November–April). Fenomena ini telah banyak diteliti dalam konteks indeks pasar saham, tetapi belum banyak dianalisis secara konsisten pada tingkat saham individual. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi apakah perbedaan abnormal return yang diindikasikan oleh fenomena SMGA terjadi secara konsisten pada saham pembentuk indeks S&P 500 selama lima siklus terbaru, yaitu Mei 2019–April 2024. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode studi peristiwa (event study). Populasi penelitian adalah seluruh saham yang membentuk indeks S&P 500 selama periode pengamatan. Teknik purposive sampling digunakan untuk memilih sampel saham yang konsisten berada dalam indeks S&P 500 selama lima siklus. Sampel akhir terdiri dari 427 saham. Data yang digunakan merupakan data sekunder berupa harga penutupan bulanan yang diperoleh dari sumber daring. Analisis dilakukan dengan menghitung abnormal return menggunakan market-adjusted model, kemudian diuji menggunakan paired sample t-test untuk mengidentifikasi perbedaan signifikan antara return musim panas dan musim dingin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil saham dalam indeks S&P 500 yang menunjukkan pola SMGA pada setiap siklus, dengan proporsi berkisar antara 2,81% hingga 7,73%. Tidak ada saham yang secara konsisten mengalami fenomena ini di seluruh lima siklus. Selain itu, volatilitas cenderung lebih tinggi selama musim dingin, tetapi tidak selalu berbanding lurus dengan peningkatan return. Hasil ini menunjukkan bahwa fenomena SMGA pada tingkat saham individual bersifat acak dan tidak konsisten. Dengan demikian, penelitian ini menyimpulkan bahwa fenomena SMGA tidak relevan sebagai strategi investasi berbasis anomali kalender di tingkat saham individual. Investor disarankan untuk lebih mengutamakan analisis fundamental, diversifikasi portofolio, serta manajemen risiko aktif guna mengantisipasi dinamika pasar yang semakin efisien.en_US
dc.description.sponsorshipDPU: Dr. Intan Nurul Awwaliyah S.E., M.Sc. DPA: Drs. Marmono Singgih, M.Si.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Ekonomi dan Bisnisen_US
dc.subjectSell in May and Go Away (SMGA)en_US
dc.subjectAnomali pasaren_US
dc.subjectReturn sahamen_US
dc.titleKonsistensi 'Sell In May And Go Away' Terhadap Saham Pembentuk Indeks S&P 500en_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiS1 Manajemenen_US
dc.identifier.pembimbing1Dr. Intan Nurul Awwaliyah S.E., M.Sc.en_US
dc.identifier.pembimbing2Drs. Marmono Singgih, M.Si.en_US
dc.identifier.validatorHasyimen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record