Hubungan Spiritualitas dengan Makna Hidup Lansia di UPT PSTW Wilayah Perikanan Kabupaten Jember
Abstract
Fenomena saat ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah lansia
yang tinggal di Panti Werdha. Panti Werdha merupakan tempat berkumpulnya
lansia yang diantarkan oleh keluarga maupun lansia tuna wisma, sehingga Panti
Werdha berperan dalam memenuhi kebutuhan dasar lansia. Namun, tidak sedikit
lansia yang mengalami kesulitan dalam berdaptasi dengan lingkungan Panti
Werdha, karena ketika di Panti Werdha lansia akan bertemu dengan tempat,
lingkungan, orang-orang, dan nilai baru. Hal ini menjadi faktor penyebab lansia
kesulitan beradaptasi tinggal di Panti Werdha. Selain itu, lansia yang tinggal di
Panti Werdha memiliki beberapa karakteristik, seperti mudah mengalami
kesepian, kehilangan otonomi atau kemampuan diri, rentan mengalami perasaan
berduka, rentan mengalami depresi, harga diri rendah, dan kualitas hidup rendah.
Lebih lanjut, lansia akan mengalami berbagai penurunan kondisi fisik, kognitif,
dan psikologis. Hal ini akan berdampak pada kesehatan lansia, sehingga lansia
akan rentan terkena penyakit. Faktor-faktor tersebut akan berdampak pada
persepsi lansia terhadap makna hidupnya.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara spiritualitas
dengan makna hidup pada lansia yang tinggal di UPT PSTW Jember. Desain
penelitian ini adalah cross-sectional study yang menggunakan teknik sampling
simple random sampling, sehingga didapatkan sampel sebanyak 94 responden.
Data spiritualitas lansia diperoleh melalui Daily Spiritualty Experience Scale
(DSES) dengan validitas (r>0,8) dan reliabilitas (Cronbach Alpha 0,6<0,916)
yang terdiri dari 16 pertanyaan, sedangkan data makna hidup lansia diperoleh
melalui Meaning Life Questionnaire (MLQ) dengan validitas (r>0,285) dan
reliabilitas subskala Presence of Meaning (Cronbach Alpha 0,60<0,82) serta
subskala Search for Meaning (Cronbach Alpha 0,60<0,87). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa mayoritas lansia di Panti Werdha memiliki spiritualitas yang
tinggi sebanyak 49 lansia (52,1%), sedangkan berdasarkan indikator pertanyaan
ke-16 pada kuesioner DSES menunjukkan bahwa sebagian besar lansia memiliki
tingkat kedekatan yang agak dekat (36,2%). Lebih lanjut, berdasarkan hasil
penelitian terkait makna hidup menunjukkan bahwa mayoritas lansia di Panti
Werdha memiliki makna hidup yang sedang sebanyak 71 lansia (75,5%).
Kemudian hasil analisis statistik Somers‟d gamma yang digunakan untuk
membuktikan hipotesis menunjukkan adanya hubungan yang sangat kuat antara
spiritualitas dengan makna hidup pada lansia yang tinggal di Panti Werdha (p
value= 0,00<0,05 ; r=0,801). Hasil korelasi antar variabel menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan dan menunjukkan arah hubungan yang positif, sehingga
semakin tinggi spiritualitas lansia, maka makna hidup lansia juga semakin
meningkat.
Beberapa komponen untuk menemukan makna hidup dapat diperoleh
melalui kegiatan spiritualitas, seperti beribadah. Beribadah dapat menimbulkan
perasaan nyaman, tentram, tenang, dan tabah pada individu. Selain itu, individu
akan merasa menemukan pedoman dalam kehidupan, sehingga muncul
pengharapan. Nilai-nilai pengharapan ini merupakan salah satu sumber makna
hidup bagi seseorang. Makna hidup seseorang dapat dilihat dari praktik
keagamaan dan kehidupan sosial yang berjalan seimbang, sehingga, praktik
keagamaan yang baik dapat membantu lansia memaknai hidupnya dengan baik.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara
spiritualitas dengan makna hidup lansia yang tinggal di Panti Werdha, sehingga
semakin tinggi spiritualitas seseorang, maka makna hidup seseorang juga semakin
tinggi. Lebih lanjut, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data oleh pihak
panti untuk mempertahankan dan meningkatkan spiritualitas serta makna hidup
pada lansia di Panti Werdha
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1652]