Show simple item record

dc.contributor.authorNIRMALASARI, Fadhilah Ayu
dc.date.accessioned2025-08-04T07:03:49Z
dc.date.available2025-08-04T07:03:49Z
dc.date.issued2024-07-15
dc.identifier.nim202210101073en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/127703
dc.descriptionFinalisasi unggah file repositori tanggal 7 Agustus 2025_Kurnadien_US
dc.description.abstractPemberian antibiotik tanpa resep merupakan suatu bentuk penyalahgunaan antibiotik yang menyebabkan antibiotik digunakan secara tidak rasional. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional dapat menimbulkan permasalahan resistensi antibiotik. Pengetahuan petugas apotek mengenai antibiotik dapat berdampak pada praktik pelayanan antibiotik yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengetahuan petugas apotek tentang antibiotik, resistensi antibiotik, dan praktik pelayanan antibiotik tanpa resep, serta mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pelayanan antibiotik tanpa resep di apotek Kabupaten Lumajang. Penelitian ini merupakan survei cross sectional yang dilakukan di Kabupaten Lumajang dengan menggunakan kuesioner. Pengambilan data dilakukan di 22 apotek Kabupaten Lumajang yang mencakup Kecamatan Lumajang, Kecamatan Sukodono, dan Kecamatan Tekung. Pengumpulan data berlangsung antara Bulan Mei hingga Bulan Juli 2024 dengan jumlah sampel 44 responden yaitu petugas apotek yang bekerja di apotek tempat pengambilan data. Data peneltian yang diperoleh dianalisis menggunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa apotek yang diteliti lebih banyak dimiliki oleh PSA non apoteker dengan jumlah 12 (54,55%) apotek. Tingkat pengetahuan petugas apotek tergolong baik dengan rincian 100% apoteker, 93,33% asisten apoteker, dan 85,71% staf lain. Mayoritas 90,91% responden menyatakan tidak pernah melakukan pelayanan antibiotik tanpa resep sedangkan sebagian kecil 9,09% responden menyatakan pernah melayani antibiotik tanpa resep. Sebanyak 6,81% responden yang pernah melayani antibiotik tanpa resep menyatakan bahwa amoksisilin adalah antibiotik yang paling sering diberikan tanpa resep. Seluruh responden 9,09% yang pernah melayani anibiotik tanpa resep menyatakan telah melakukan praktik penggalian informasi pasien. Jenis informasi yang paling banyak ditanyakan kepada pasien adalah gejala, lama gejala, dan obat yang pernah digunakan sebelumnya. Seluruh responden 9,09% yang pernah melayani anibiotik tanpa resep juga menyatakan telah melakukan praktik pemberian KIE kepada pasien. Jenis informasi obat yang paling sering diberikan kepada pasien adalah lama penggunaan obat dan cara minum obat. Dari 9,09% responden yang pernah melayani antibiotik tanpa resep mengungkapkan faktor yang memengaruhi praktik tersebut adalah merasa pasien memang membutuhkan antibiotik berdasarkan gejala yang dirasakan. Sedangkan 90,91% responden yang tidak pernah melayani antibiotik tanpa resep menyatakan alasan menolak pelayanan karena mengetahui risiko resistensi antibiotik.en_US
dc.description.sponsorshipDPU: apt. Ema Rachmawati, S.Farm., M.Sc. DPA: apt.Ika Norcahyanti ,S.Farm., M.Sc.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Farmasien_US
dc.subjectAntibiotiken_US
dc.subjectTanpa Resepen_US
dc.subjectPraktik Pelayananen_US
dc.subjectGambaran Pengetahuanen_US
dc.titleGambaran Pengetahuan dan Praktik Pelayanan Antibiotik Tanpa Resep di Apotek Kabupaten Lumajang dengan Metode Kuesioneren_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiFarmasien_US
dc.identifier.pembimbing1apt. Ema Rachmawati, S.Farm., M.Sc.en_US
dc.identifier.pembimbing2apt.Ika Norcahyanti ,S.Farm., M.Sc.en_US
dc.identifier.validatorvalidasi_repo_ratna_Juli 2025en_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record