dc.description.abstract | Kopi (Coffea canephora) merupakan tanaman cukup penting dalam
perekonomian Indonesia sebagai penghasil devisa negara dan tempat
mengantungkan kehidupan jutaan petani kopi di indonesia. Peringkat nomer 4
pengekspor kopi dunia dengan luas areal kopi sebagian besar (98%) adalah
perkebunan rakyat mencapai 1.221.141 Ha, perkebunan besar nasional (1%)
mencapai 14.503 Ha dan (1%) lainnya adalah perkebunan besar swasta mencapai
9.714 Ha. Fluktuasi harga pada pasar internasional, nampaknya merupakan ciri
yang terus berkelanjutan karena dipengaruhi oleh gejolak produksi kopi dunia.
Upaya pengembangan komoditas kopi masih dihadapkan pada beberapa masalah
yang bersumber dari tatanan pasar internasional dan pasar domestik. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis keterkaitan harga kopi dunia terhadap harga kopi
ditingkat petani, penerapan teknologi produksi dan pencapaian SDGs petani kopi
di Indonesia.
Metode penelitian dilakukan menggunakan data primer dan sekunder (data
runtut waktu) yang berasal dari data harga pasar kopi dunia (London) dan harga
pasar spot kopi (Lampung). Hasil penelitian pertama menggunakan data sekunder
menunjukkan bahwa terdapat hubungan erat (intgerasi pasar) antara harga kopi
dunia dan harga kopi ditingkat petani yang ditunjukkan oleh nilai perubahan harga
kopi robusta di tingkat dunia memiliki pengaruh nyata dan positif dengan
koefisien sebesar 0,859. Penelitian kedua dilakukan menggunakan data cross
section diwilayah penelitian (Bondowoso dan Jember). Hasil penelitian kedua
menunjukkan bahwa koefisien umur petani (0,046), jumlah anggota keluarga (-
0,498), luas lahan (0,185) dan harga kopi (0,189) berpengaruh nyata pada tingkat
penerapan GAP. Hasil analisis data ini sekaligus menjawab rumusan masalah
kedua bahwa harga berpengaruh nyata dan positif dapat meningkatkan tingkat
penerapan teknologi produksi kopi yang berkelanjutan melalui tingkat penerapan
GAP petani kopi. Penelitian ketiga dilakukan menggunakan data cross section
diwilayah penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa koefisien jumlah
anggota keluarga (-1, 556) dan luas lahan (0,342) berpengaruh nyata dan positif
terhadap penurunan tingkat kemiskinan dalam pencapaian SDGs. Hasil analisis
data ini sekaligus menunjukkan bahwa harga berpengaruh tidak nyata pada
penurunan tingkat kemiskinan petani kopi. | en_US |