Pengaruh Penambahan Biochar Teraktivasi Untuk Modifikasi Enkapsulasi Nitrat Berbasis Matriks Alginat
Abstract
Efisiensi penyerapan nitrat di dalam tanah tergolong rendah sekitar 30-48%
sehingga dapat menimbulkan permasalahan yang serius pada lingkungan karena
dapat mencemari lingkungan sekitar. Peningkatan efisiensi penyerapan nutrisi oleh
tanaman dibutuhkan untuk mengurangi resiko pencemaran lingkungan yang salah
satunya dapat dilakukan dengan cara enkapsulasi. Material umum yang biasa
digunakan sebagai bahan enkapsulan adalah alginat. Melalui enkapsulasi
menggunakan alginat, efisiensi serapan pupuk dapat ditingkatkan. Hal ini
dikarenakan alginat memiliki kemampuan pengendalian pelepasan yang dapat
dikontrol dan juga dapat membentuk gel sehingga sering digunakan sebagai bahan
enkapsulan. Penambahan zat lain atau adsorben pada enkapsulasi alginat seperti
selulosa asetat, pati, bentonit, dan biochar dapat digunakan untuk memperbaiki
kinerja alginat. Biochar dapat digunakan untuk mempertahankan nutrisi untuk
menyiapkan pupuk lepas lambat berbasis biochar. Oleh karena itu, biochar memiliki
potensi besar untuk diterapkan guna mengatasi polusi yang terkait dengan
penggunaan pupuk dan pestisida pertanian secara bersamaan. Berdasarkan
penjelasan diatas penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana pengaruh
komposisi biochar teraktivasi dari tempurung kelapa terhadap karaktersitik
fisikokimia beads alginat-biochar dan bagaimana profil pelepasan nitrat dari
berbagai komposisi beads alginat-biochar.
Penelitian ini diawali dengan pirolisis biochar tempurung kelapa, enkapsulasi
alginat-biochar dan karakterisasi beads yang telah dibuat. Proses enkapsulasi
dilakukan menggunakan metode gelasi ionik. Larutan yang terdiri dari alginat,
biochar dan nitrat diteteskan ke dalam larutan CaCl2 dengan komposisi alginat:
biochar (5:0), (4:1), (3:2), (2:3), (1:4) dan dinotasikan sebagai AlBc0, AlBc1, AlBc2, AlBc3, dan AlBc4. Beads yang telah terbentuk kemudian dilakukan
karakterisasi FTIR untuk mengetahui gugus fungsi di dalamnya, analisis daya serap
air dan analisis efisiensi sistem pelepasan nitrat pada beads alginat-biochar.
Hasil yang diperoleh menunjukkan nilai efisiensi enkapsulasi nitrat di atas
90% dan tidak mengalami perubahan pada penggunaan alginat yang digunakan. Hal
ini menunjukkan bahwa nitrat yang digunakan dapat tersalut dengan baik ke dalam
beads. Uji daya serap air juga menunjukkan bahwa nilai DSA mengalami
peningkatan seiring dengan lamanya waktu perendaman. AlBc0 memiliki nilai daya
serap air tertinggi yaitu mencapai 32% pada 24 jam sedangkan pada AlBc1, AlBc2,
AlBc3, dan AlBc4 dengan perbandingan alginat : biochar masing-masing 4:1, 3:2,
2:3, 1:4 memiliki nilai daya serap 19%, 17%, 12%, dan 10% pada 24 jam. Uji
pelepasan nitrat menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nitrat yang terlepas pada
hari 1; 2; 3; 4; dan 5 dan selanjutnya mengalami penurunan nitrat yang terlepas
sampai hari ke-10. Namun, pelepasan nitrat pada AlBc0 menunjukkan bahwa
pelepasan nitrat yang lebih cepat dibandingkan dengan variasi lainnya yaitu sebesar
71% sedangkan pada AlBc1, AlBc2, AlBc3, dan AlBc4 secara berturut-turut
sebesar 62%, 61%, 54% dan 59%. Hal ini juga didukung dengan data daya serap
air pada AlBc0 dimana nilai daya serap air tinggi yang berbanding lurus dengan
kecepatan pelepasan nitrat. Model kinetik Korsmeyer-Peppas diterapkan untuk
menganalisis mekanisme pelepasan nitrat dalam sistem enkapsulasi alginat-biochar.
Berdasarkan hasil analisis, nilai eksponen difusi (n) yang diperoleh kurang dari 0,5,
menunjukkan bahwa mekanisme pelepasan nitrat mengikuti pola difusi Fickian.
Pola difusi fickian ini dikendalikan oleh proses difusi melalui matriks polimer
alginat, di mana laju pelepasan terjadi secara bertahap dan konsisten mengikuti
hukum difusi.