Show simple item record

dc.contributor.authorHANIF, Moh. Ainul Fakhruddin
dc.date.accessioned2025-07-16T06:48:25Z
dc.date.available2025-07-16T06:48:25Z
dc.date.issued2023-07-24
dc.identifier.nim192210101072en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/127400
dc.descriptionValidasi_firli_9_Juli_25en_US
dc.description.abstractMoringa gum merupakan polimer alami yang diperoleh dari tanaman Moringa oleifera atau kelor. Moringa gum yang termasuk polimer alam dengan kelebihan seperti biokompabilitas, biodegradabilitas, dan ketersediaannya melimpah di Indonesia karena mudah dijumpai seperti bagian daunnya dimanfaatkan sebagai bahan pangan dan obat (Saputra dkk., 2020) serta non-toksik (Panda dan Ansari, 2013). Moringa gum telah diaplikasikan pada bidang farmasi sebagai stabilizer, binder, disintegran, dan sebagai komponen dalam matriks sediaan pelepasan terkontrol dan tertunda (Sonika dkk., 2020). Moringa Gum mengandung polyuronide memiliki gugus fungsi hidroksil di rantai samping polimer yang bisa berikatan dengan mucus membentuk ikatan sementara menandakan bahwa adanya potensi sebagai agen mucoadhesive (Grewal dkk., 2019). Namun, penelitian (Panda dkk., 2008) menunjukkan bahwa film yang terbuat dari hanya moringa gum sebagai polimer utama memiliki sifat fisik yang kurang memuaskan ditandai dengan tensile strength dan ketahanan lipat yang lebih rendah daripada film pada umumnya (Jacob dkk., 2021). Oleh karena itu ditambahkan dengan polimer yang dapat membentuk film yang memiliki sifat fisik yang baik seperti hidroksi propil metil selulosa (HPMC). HPMC dapat membentuk sebuah film yang bersifat sifat kuat, transparan, dan fleksibel (Zubaydah dan Sahumena, 2021). Selain itu, HPMC sebagai polimer yang bersifat hidrofilik memiliki kemampuan mucoadhesive (Goswami dkk., 2012). HPMC bersifat non-toksik dan non-iritasi yang dikategorikan sebagai “Generally Recognized as Safe (GRAS)” serta memiliki kemampuan untuk mengendalikan pelepasan obat dalam sistem penghantaran dengan cara memperlambat pelepasan obat dengan kenaikan konsentrasi (Srisuntorn dkk., 2018)(Okeke dan Boateng, 2016). Namun, jumlah HPMC dalam mucoadhesive buccal film perlu diperhatikan karena jumlah HPMC yang terlalu tinggi dapat meningkatkan peristiwa erosi sehingga terjadi penurunan kemampuan mucoadhesive (Kumria dkk., 2016). Oleh karena itu dilakukan optimasi dalam jumlah moringa gum dan HPMC dalam sediaan mucoadhesive buccal film sehingga dihasilkan sediaan yang memenuhi persyaratan film pada umumnya dan memiliki kemampuan mucoadhesive paling baik. Optimasi dilakukan dengan metode desain faktorial pada konsentrasi moringa gum dan HPMC. Optimasi dilakukan karena karakteristik film yang terbentuk seperti pH permukaan, swelling index, dan waktu tinggal mucoadhesive dipengaruhi oleh jumlah polimer serta dilakukan pengujian karakteristik untuk mengetahui kemampuan sediaan sebagai film pada umumnya. Evaluasi pelepasan obat dilakukan dengan obat model berupa diltiazem HCl. Diltiazem HCl merupakan obat yang dapat mengalami first-pass metabolism dan waktu paruh pendek sehingga cocok untuk penghantaran melalui buccal. Hasil pengujian pH permukaan didapat nilai F1, FA, FB, dan FAB berturutturut 6,347±0,070; 6,157±0,064; 5,803±0,10; dan 6,193±0,067. Hasil pengujian swelling index didapat nilai F1, FA, FB, dan FAB berturut-turut 6,711 ± 0,056; 8,658 ± 0,171; 7,031 ± 0,134; dan 9,586 ± 0,119. Hasil pengujian waktu tinggal mucoadhesive in-vitro didapat nilai (dalam menit) F1, FA, FB, dan FAB berturutturut 488,00 ± 4,36; 463,67 ± 3,51; 505,67 ± 4,51; 481,67 ± 4,51. Hasil respons pH permukaan, swelling index, dan waktu tinggal mucoadhesive in-vitro dianalisis menggunakan Design Expert 13.00. Didapat 5 solusi dan dipilih FB sebagai formula optimum dengan nilai desirability tertinggi. Verifikasi formula menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan antara hasil respons observasi dan prediksi (signifikasi p>0,05). Hasil FTIR menunjukkan tidak adanya interaksi antara diltiazem HCl dengan eksipien lain dalam mucoadhesive buccal film. Model pelepasan sediaan mengikuti model Higuchi dengan pelepasan sebesar 82,197% pada menit ke-480.en_US
dc.description.sponsorshipLusia Oktora Ruma Kumala Sari S.F.,M.Sc.,Apt.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Farmasien_US
dc.subjectMucoadhesiveen_US
dc.subjectMukosa buccalen_US
dc.subjectMukosa Muluten_US
dc.subjectMoringa Gumen_US
dc.titleOptimasi Moringa Gum dan Hidroksi Propil Metil Selulosa dalam Sediaan Mucoadhesive Buccal Film Diltiazem HClen_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiFarmasien_US
dc.identifier.pembimbing1Lusia Oktora Ruma Kumala Sari S.F.,M.Sc.,Apt.en_US
dc.identifier.pembimbing2Dr. apt. Yudi Wicaksono S.Si.,M.Si.en_US
dc.identifier.validatorValidasi_firli_9_Juli_25en_US
dc.identifier.finalization0a67b73d_2025_07_tanggal 16en_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record