Hubungan Karies dan Tingkat Stres pada Remaja SMP Sederajat di Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember
Abstract
Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu hal yang tak kalah
penting untuk dijaga. Hampir setengah populasi dunia mengalami penyakit gigi dan
mulut salah satunya karies atau gigi berlubang. Di Indonesia, prevalensi karies
sebesar 88,8% di seluruh kategori usia. Menurut sebuah penelitian, pada kelompok
umur di bawah 18 tahun memiliki nilai prevalensi karies yang tinggi yaitu 80-90%.
Rentang usia tersebut disebut dengan remaja. Pada masa tersebut, terjadi suatu hal
yang menarik yang terjadi karena perubahan dari kanak-kanak menuju kedewasaan.
Segala hal bersifat tidak stabil, termasuk dengan kesehatan remaja yang rentan
terkena penyakit gigi dan mulut yaitu karies.
Karies dengan tingkat keparahan yang tinggi, umumnya disertai dengan
rasa sakit atau nyeri. Kondisi tersebut terjadi karena rangsangan dari dentin yang
terbuka dan kemudian disalurkan hingga ke otak dan direspon sebagai rasa sakit.
Rasa sakit merupakan respon fisiologik yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman
hingga menyebabkan stres. Stres merupakan suatu emosi yang normal dirasakan
oleh setiap manusia. Stres dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu stres ringan, stres
sedang, dan stres berat. Stres berat yang diabaikan akan berdampak pada timbulnya
rasa depresi. Terlebih pada remaja, yang memiliki fase perubahan yang tidak stabil
dalam segala hal aspek, termasuk emosi. Remaja dikatakan lebih sering merasa
marah daripada kelompok dewasa. Hal tersebut terjadi akibat perubahan emosi
yang fluktuatif dan signifikan. Stres yang tidak dimanajemen dengan baik akan
menyebabkan remaja mudah merasa marah, lelah, menangis, sulit tidur, hingga
berdampak pada bidang akademiknya seperti penurunan nilai atau prestasi dan
bahkan sering tidak masuk sekolah. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasi analitik
dengan pendekatan cross-sectional pada 388 responden yang terdiri dari siswa kelas
IX SMP atau sederajat di Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember. Data yang
dihasilkan merupakan data pemeriksaan DMF-T dan kuesioner stres dengan indeks
PSS-10 dan dianalisis dan diuji menggunakan uji korelasi Spearman menggunakan
software SPSS.
Hasil penelitian adalah status karies pada populasi remaja SMP sederajat
di Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember bernilai 3,9 yang termasuk dalam
kategori sedang. Sementara tingkat stres pada remaja tersebut mayoritas berada
pada kategori sedang. Analisis data hubungan yang diperoleh adalah hubungan
yang tidak signifikan antara status karies dan tingkat stres remaja SMP sederajat di
Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember. Hal tersebut diduga karena limitasi
pemeriksaan DMF-T yang hanya menggambarkan pengalaman karies seseorang
tanpa mengetahui tingkat keparahannya yang menimbulkan rasa sakit. Selain itu,
stres merupakan kejadian multifaktorial. Terlebih pada masa remaja yang dikenal
dengan masa “storm and stress” akibat pertumbuhan dan perkembangan yang
terjadi secara signifikan dan bersamaan.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2137]