dc.description.abstract | Periodontitis adalah penyakit inflamasi kronis yang menyerang jaringan
pendukung gigi, termasuk ligamen periodontal dan tulang alveolar. Penyakit ini
disebabkan oleh infeksi bakteri, terutama Porphyromonas gingivalis, yang dapat
menginduksi peradangan dan kerusakan jaringan, termasuk junctional epithelium
(JE). Salah satu pendekatan terapi periodontitis adalah pemberian agen antibakteri
seperti metronidazole, namun penggunaannya dapat menyebabkan efek samping.
Oleh karena itu, diperlukan alternatif terapi berbasis bahan alami yang lebih aman,
salah satunya adalah ekstrak daun singkong (Manihot esculenta Crantz) yang
mengandung senyawa bioaktif untuk efek terapeutik. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis ketebalan JE pada model tikus periodontitis setelah pemberian gel
ekstrak daun singkong.
Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris dengan rancangan posttest only control group design. Sebanyak 21 ekor tikus Wistar jantan dibagi menjadi
tujuh kelompok: kelompok baseline (B), kontrol negatif (K-) yang diberi gel
carbopol, kontrol positif (K+) yang diberi gel metronidazole, serta kelompok yang
diberi gel ekstrak daun singkong selama 6 hari lalu dieuthanasia di hari ke-7 (P7)
dan diberi gel ekstrak daun singkong selama 6 hari lalu dieuthanasia di hari ke-14
(P14). Tikus diinduksi dengan P. gingivalis pada sulkus gingiva daerah bukolingual
bagian distal gigi molar kiri rahang bawah setiap 3 hari sekali selama 14 hari
sebanyak 0,05 ml untuk memperoleh kondisi periodontitis. Gel ekstrak daun
singkong, metronidazole, carbopol diberikan selama 6 hari. Untuk kelompok B, K7, K+7, dan P7 dieuthanasia di hari ke-7 sedangkan untuk kelompok K-14, K+14
dan P14 dieuthanasia di hari ke-14. Selanjutnya tikus diambil rahang bawah bagian
gigi dan gingiva pada pada daerah yang diinduksi P. gingivalis untuk dibuat
preparat histologis. Preparat diwarnai menggunakan Hematoxylin-Eosin (H&E),
kemudian diamati di bawah mikroskop cahaya perbesaran 400x. Pengukuran JE dilakukan menggunakan Software Image J. Setelah pengukuran, dilakukan analisis
data.
Hasil penelitian menunjukkan ketebalan JE antara kelompok P7 dengan P14
memiliki perbedaan yang signifikan (p = 0,026). Ketebalan JE pada tikus yang
diberi gel ekstrak daun singkong berbeda signifikan dengan kelompok tikus yang
diberi carbopol pada hari ke-7 (p = 0,002), namun tidak berbeda dengan hari ke-14
(p = 0,09). Ketebalan JE kelompok P7 tidak berbeda signifikan dengan kelompok
kontrol positif (K+7) (p = 0,606), dan baseline (B) (p = 0,398). Ketebalan JE
kelompok P14 tidak berbeda signifikan dengan kelompok baseline (B) (p = 0,151),
maupun kelompok kontrol positif (K+14) (p = 0,231).
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa gel ekstrak daun
singkong dapat meningkatkan ketebalan junctional epithelium mendekati normal.
Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi senyawa aktif
dalam ekstrak daun singkong yang berperan dalam peningkatan ketebalan JE,
mengevaluasi efek terapeutiknya terhadap ketebalan epitel gingiva secara
keseluruhan, serta melakukan uji klinis pada manusia untuk menilai potensinya
sebagai terapi alternatif yang lebih aman dibandingkan agen farmakologis sintetis. | en_US |