Perbedaan Kebutuhan Subjektif Perawatan Gigi Tiruan Berdasarkan Pola Edentulous pada Masyarakat Pesisir Kecamatan Puger Kabupaten Jember
Abstract
Kehilangan gigi (edentulous) merupakan masalah kesehatan gigi yang umum
terjadi. Kehilangan gigi disebabkan oleh karies, penyakit periodontal, trauma,
infeksi, hingga kegagalan perawatan endodontik. Kondisi ini berdampak pada
estetika, fungsi mastikasi, kenyamanan berbicara, dan kepercayaan diri. Pola
kehilangan gigi sering diklasifikasikan menggunakan klasifikasi Kennedy yang
mempermudah perencanaan perawatan prostodontik, seperti gigi tiruan.
Gigi tiruan memiliki peran penting dalam memulihkan fungsi oral dan
meningkatkan kualitas hidup pasien, tetapi penggunaannya di masyarakat masih
rendah. Salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya penggunaan gigi tiruan
adalah kebutuhan subjektif. Kebutuhan subjektif mencakup persepsi diri, minat,
kebutuhan, dan harapan untuk pemulihan fungsi dan estetika. Kebutuhan subjektif
juga dapat dipengaruhi oleh faktor usia, jenis kelamin, sosial ekonomi, kegemaran,
dan pekerjaan.
Kecamatan Puger, Kabupaten Jember memiliki prevalensi penyakit gigi yang
cukup tinggi, tetapi pemanfaatan layanan kesehatan gigi masih rendah. Hanya 2,3%
penduduk memanfaatkan layanan ini sehingga menunjukkan masih banyak kasus
kehilangan gigi yang belum tercatat. Kecamatan Puger memiliki wilayah pesisir
sehingga masyarakatnya memiliki pola konsumsi makanan laut yang tinggi
kandungan asam dan garam. Jika tidak diimbangi dengan perawatan gigi yang baik,
konsumsi makanan tersebut dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan gigi,
termasuk kehilangan gigi. Rendahnya pemanfaatan layanan kesehatan gigi di
wilayah ini menunjukkan kebutuhan perawatan gigi tiruan yang belum sepenuhnya
terpenuhi. Tingginya risiko kehilangan gigi di Puger menghasilkan variasi pola
kehilangan gigi yang dapat menggambarkan kebutuhan gigi tiruan berdasarkan pola
edentulous. Penelitian mengenai kebutuhan subjektif perawatan gigi tiruan berdasarkan pola edentulous di masyarakat pesisir Kecamatan Puger belum ada
sehingga penting untuk dilakukan penelitian lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui perbedaan kebutuhan subjektif perawatan gigi tiruan berdasarkan
pola edentulous.
Studi dilakukan di daerah pesisir Kecamatan Puger, Kabupaten Jember pada
periode September – November 2024 dengan 60 responden berusia 45-65 tahun
yang mengalami kehilangan gigi. Data primer dikumpulkan melalui pemeriksaan
klinis rongga mulut dan kuesioner kebutuhan subjektif perawatan gigi tiruan.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah pola kehilangan gigi berdasarkan
klasifikasi Kennedy, sementara variabel dependen adalah kebutuhan subjektif
perawatan gigi tiruan.
Data hasil penelitian yang didapatkan adalah frekuensi terbanyak ditemukan
pada klas III dan frekuensi tersedikit pada responden dengan klas IV. Klas IV
Kennedy memiliki skor rata-rata kebutuhan subjektif tertinggi dan klas I terendah.
Keputusan untuk menggunakan gigi tiruan juga dipengaruhi persepsi diri, minat,
kebutuhan, dan harapan terhadap perawatan gigi tiruan. Persepsi ini tidak hanya
dipengaruhi oleh kondisi fisik tetapi juga oleh faktor usia, jenis kelamin,
pendidikan, dan pekerjaan. Hal ini menunjukkan bahwa pola kehilangan gigi yang
berbeda berpengaruh terhadap tingkat kebutuhan subjektif. Individu yang
mengalami kehilangan gigi posterior merasa lebih berpengaruh pada fungsi kunyah,
sementara kehilangan gigi anterior lebih berpengaruh pada estetika, kepercayaan
diri, dan hubungan sosial.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan kebutuhan subjektif perawatan gigi tiruan berdasarkan pola
edentulous pada masyarakat pesisir Kecamatan Puger Kabupaten Jember. Hasil ini
diharapkan menjadi dasar perencanaan layanan kesehatan mulut untuk
mengedukasi masyarakat dan meningkatkan akses perawatan prostodontik,
khususnya di Kecamatan Puger, Kabupaten Jember
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2126]