Pengaruh Metode Ekstraksi Maserasi dan Ultrasonikasi Terhadap Kadar Skopoletin Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.)
Abstract
Buah mengkudu merupakan salah satu tanaman obat kaya akan khasiat
yang dipercaya memiliki aktivitas antihipertensi, antioksidan, antiinflamasi, dan
antidiabetes. Buah mengkudu mengandung golongan senyawa meliputi
antrakuinon, alkaloid, flavonoid, tanin, steroid, saponin, dan fenol. Senyawa fenol
merupakan salah satu senyawa utama yang terdapat pada buah mengkudu dengan
skopoletin sebagai senyawa identitas. Senyawa identitas merupakan senyawa
dalam suatu tanaman yang berfungsi untuk identifikasi dan standarisasi. Struktur
senyawa skopoletin terdiri atas beberapa gugus fungsi meliputi gugus hidroksi, eter,
keton, rangkap alkena, dan 2 buah cincin benzena.
Metode ekstraksi, jenis pelarut, rasio simplisia dengan pelarut, dan waktu
ekstraksi merupakan faktor yang berpengaruh terhadap hasil ekstraksi. Oleh karena
itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh metode ekstraksi terhadap
rendemen dan kadar skopoletin dalam ekstrak buah mengkudu. Simplisia buah
mengkudu diekstrak menggunakan metode maserasi dan ultrasonikasi. Ekstraksi
dengan metode maserasi menggunakan variasi pelarut etanol 50%, 70% dan 96%
serta variasi waktu 15, 24, dan 48 jam. Sementara itu, ekstraksi dengan metode
ultrasonikasi menggunakan rasio simplisia:pelarut 1:10, 1:15, dan 1:20 dengan
variasi waktu 15, 30, dan 45 menit. Penentuan rendemen dilakukan melalui
penimbangan bobot ekstrak kental yang dibagi dengan bobot simplisia. Sementara
itu, penentuan kadar skopoletin dalam ekstrak buah mengkudu dilakukan dengan
metode HPLC. Hasil yang didapat dari analisis HPLC berupa area puncak yang
kemudian dimasukkan ke dalam persamaan regresi linier standar skopoletin
sehingga didapat kadar skopoletin dengan satuan mg/g simplisia.
Rendemen ekstrak buah mengkudu teroptimal didapatkan dari metode
maserasi menggunakan pelarut etanol 70% dan waktu 18 jam dengan rata-rata rendemen berturut-turut sebesar 30,7887±0,5982 dan 27,2154±3,2581;. Sementara
itu, rendemen ekstrak buah mengkudu teroptimal yang didapatkan dari metode
ultrasonikasi menggunakan rasio 1:20 dan waktu 15 menit dengan rata-rata
rendemen berturut-turut sebesar 40,3418±0,8794 dan 36,1195±2,6357.
Kadar skopoletin dalam ekstrak buah mengkudu teroptimal didapatkan dari
metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70% dan waktu 48 jam dengan ratarata kadar berturut-turut sebesar 0,2552±0,0031 dan 0,3244±0,0070 mg/g.
Sementara itu, kadar skopoletin dalam ekstrak buah mengkudu teroptimal yang
didapatkan dari metode ultrasonikasi menggunakan rasio 1:15 dan waktu 45 menit
dengan rata-rata kadar berturut-turut sebesar 0,2671±0,0011 dan 0,3020±0,0055
mg/g.
Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa konsentrasi pelarut dan rasio
simplisia dengan pelarut berpengaruh signifikan terhadap rendemen ekstrak buah
mengkudu, namun waktu ekstraksi tidak memiliki pengaruh signifikan. Sementara
itu, variabel yang berpengaruh signifikan terhadap kadar skopoletin dalam ekstrak
buah mengkudu meliputi konsentrasi pelarut, rasio simplisia dengan pelarut, dan
waktu ekstraksi.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1532]