Strategi Penanganan Keterlambatan pada Proyek Rekonstruksi Jalan
Abstract
Keterlambatan pelaksanaan proyek merupakan hal yang merugikan bagi
Pemilik proyek, Kontraktor pelaksana, dan Pemangku kepentingan terkait. Bagi
pemilih proyek keterlambatan mengakibatkan proyek yang seharus sudah bisa
dipakai jika pelaksanaan berjalan sesuai rencana menjadi terlambat, bangunan
yang seharusnya bisa digunakan oleh masyarakat menjadi belum bisa digunakan
yang berdampak perputaran ekonomi masyarakat terganggu. Keterlambatan
proyek dapat diselesaikan dengan mengetahui penyebabnya, memitigasi resiko
dan menyusun strategi penanganannya agar dapat diselesaikan.
Salah satu metode yang dapat menyelesaikan permasalahan identifikasi
risiko dan strategi secara terintegrasi adalah metode House of Risk. Kelebihan
metode ini adalah memiliki kemampuan untuk menyelesaikan risiko secara
terintegrasi dalam mendeteksi tingkat risiko dan langkah mitigasi dari setiap
faktor Untuk menyelesaikan masalah keterlambatan proyek membutuhkan strategi
yang tepat untuk mengukur resiko dan memitigasi setiap faktor yang berpengaruh
agar diperoleh penanganan yang efektif dan tepat sasaran. Namun, metode House
of Risk belum mampu membantu pengambilan keputusan terkait risiko mana yang
harus diprioritaskan berdasarkan variable yang cukup banyak tersebut. Salah satu
metode DSS (Decision Support System) yang dapat digunakan adalah metode
logika Fuzzy. Metode ini mempunyai toleransi yang baik dan sangat fleksibel
terhadap data-data yang kurang tepat. Oleh karena itu, pada penelitian ini
menggunakan Logika Fuzzy dalam menentukan perolehan peringkat Risk Agent.
Analisi resiko keterlambatan menggunakan metode House of Risk dan
logika Fuzzy terdapat 8 kejadian keterlambatan dominan yang teridentifikasi yaitu
kenaikan harga BBM, kemampuan keuangan penyedia jasa kurang, kenaikan
harga material akibat kenaikan harga BBM, suplai material ke lapangan tidak
lancar, pembayaran tenaga kerja oleh penyedia jasa tidak lancar, pembayaran
material oleh penyedia jasa tidak lancar, metode pekerjaan tidak dilakukan secara
runtut dan terjadi kerusakan pada AMP. Keterlambatan tersebut diakibatkan oleh 9 penyebab yaitu Harga Aspal
curah mengalami kenaikan, pengiriman material Aspal ke lokasi terlambat,
pembayaran jasa tenaga tidak lancar, biaya produksi material AMP (Asphalt
Mixing Plant) dan pabrikan mengalami kenaikan, terjadi keterlambatan
pengiriman material ke lapangan, penyedia mengalami kesulitan membeli
material, Pekerjaan di lapangan tertunda, suplier material menunda mengirim
material, dan jumlah tenaga kerja sedikit.
Berdasarkan hasil analisi disimpulkan bahwa ada 6 Strategi penanganan
keterlambatan proyek rekonstruksi jalan yang dapat dilakukan dengan
mempertimbangkan skala prioritas dan rasio efektifitas yaitu (1) Menambah
kemampuan keuangan, (2) Menyelesaikan pembayaran kepada supliyer material,
(3) Memperbaiki metode pelaksanaan, (4) Menyelesaikan pembayaran kepada
tenaga kerja, (5) Menambah tenaga kerja, dan yang terakhir (6) Menambah jam
kerja.
Collections
- MT-Engineering [49]