Potret Perempuan Madura dalam Novel Damar Kambang Karya Muna Masyari: Kajian Sosiologi Sastra
Abstract
Kajian ini bertujuan mendeskripsikan keterkaitan unsur-unsur struktural pembangun karya yang meliputi tema, penokohan-perwatakan, latar, dan konflik. Analisis lanjutan berupa sosiologi sastra yang terfokus pada sastra sebagai cerminan masyarakat. Analisis ini guna mendeskripsikan realitas sosial perempuan Madura, yakni perkawinan dalam tradisi Madura, kultur patriarkis, ketidakadilan gender, dan potret perempuan Madura. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah kualitatif dengan analisis deskriptif. Objek material berupa novel Damar Kambang karya Muna Masyari. Objek formal didasarkan atas teori struktural dan sosiologi sastra Ian Watt dengan berfokus pada unsur sastra sebagai cerminan masyarakat.
Hasil analisis sosiologi sastra Ian Watt unsur sastra sebagai cerminan masyarakat adalah tentang perkawinan dalam tradisi Madura berupa pembuatan damar kambang, mokka’ blabar, pemberian seserahan, dan acara balik perahu, tetapi justru digambarkan menjadi problematika sebab kultur patriarkis yang ada. Kultur patriarkis yang dimaksud adalah kultur yang menjunjung tinggi tengka, martabat (harga diri), dan prinsip mematuhi buppa’-bhabbhu’, ghuru, rato. Ketidakadilan gender dialami oleh Cebbhing, Ibu Cebbhing, Ibu Kacong, dan Marintem. Kritik sosial terhadap ketidakadilan gender secara implisit dilakukan oleh Muna Masyari sebagai pengarang untuk menunjukkan ideologinya. Konklusi dari realitas sosial di atas dapat dirumuskan potret perempuan Madura yang hidup dalam lingkungan yang memiliki kultur patriarki, maraknya pernikahan dini, dan mengalami ketidakadilan gender.