Show simple item record

dc.contributor.authorIMTIYAZFAUZ, Salsabila
dc.date.accessioned2025-06-18T03:15:24Z
dc.date.available2025-06-18T03:15:24Z
dc.date.issued2023-04-10
dc.identifier.nim192010101036en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/126626
dc.description.abstractInfark miokard akut (IMA) merupakan gangguan pada pembuluh koroner yang diakibatkan oleh adanya plak aterosklerosis sehingga menyumbat aliran darah ke miokardium. Penurunan aliran darah menyebabkan iskemia dan nekrosis miokardium jika berlangsung lebih dari 15 menit. Jenis IMA terbagi menjadi ST- segment elevation myocardial infarction (STEMI) dan non-ST-segment elevation myocardial infarction (NSTEMI). Enzim SGOT dan SGPT merupakan transaminase yang predominan di hepar, namun SGOT juga diproduksi oleh organ lain seperti miokardium. Aktivitas tertinggi SGOT pada miokardium menyebabkan peningkatan kadar SGOT lebih tinggi dibandingkan SGPT yang turut meningkatkan rasio SGOT/SGPT saat terjadi IMA. Peningkatan rasio SGOT/SGPT melebihi normal terutama dialami oleh pasien STEMI yang mempunyai tingkat oklusi lebih parah dibandingkan NSTEMI. Nilai rasio SGOT/SGPT yang meningkat dapat memprediksi oklusi total pada pembuluh koroner, prognosis serta mortalitas selama masa perawatan di RS (in-hospital mortality). Kajian mengenai hal ini dapat diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan dalam menentukan tatalaksana, perawatan dan upaya preventif sekunder yang tepat untuk pasien IMA agar dapat menurunkan morbiditas serta mortalitas pasien STEMI dan NSTEMI di RS. Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional, analitik observasional dan retrospektif yang dilaksanakan di RSD dr. Soebandi Jember periode 1 Januari 2020 hingga 31 Desember 2022. Subjek penelitian yang terlibat merupakan pasien STEMI dan NSTEMI yang memenuhi kriteria inklusi serta eksklusi penelitian. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling dengan data sekunder rekam medis pasien serta hasil pemeriksaan laboratorium SGOT dan SGPT. Penelitian dengan total 92 subjek penelitian ini menunjukkan perbedaan yang signifikan rasio SGOT/SGPT pada pasien STEMI dan NSTEMI di ICCU RSD dr. Soebandi Jember yang dianalisis menggunakan uji komparasi Mann Whitney (p- value = 0,025). Dua kelompok pada variabel bebas dikatakan berbeda jika p-value < 0,05. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan rasio SGOT/SGPT antara pasien STEMI dan NSTEMI. Nekrosis miokardium yang terjadi saat IMA menyebabkan kadar SGOT meningkat lebih tinggi dibandingkan SGPT. Hal ini disebabkan oleh SGOT yang banyak terkandung dalam kardiomiosit sehingga mengakibatkan peningkatan rasio SGOT/SGPT. Rasio SGOT/SGPT meningkat lebih tinggi pada pasien STEMI dibandingkan NSTEMI akibat tingkat keparahan yang lebih berat berupa oklusi total pembuluh koroner.en_US
dc.description.sponsorshipdr. Suryono, Sp.JP(K), FIHA, FAsCC dan dr. Kristianningrum Dian Sofiana, M.Biomeden_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Kedokteranen_US
dc.subjectINFARK MIOKARD AKUTen_US
dc.subjectRASIO SGOT/SGPTen_US
dc.subjectPASIEN STEMI DAN NSTEMIen_US
dc.titlePerbedaan Rasio SGOT/SGPT pada Pasien STEMI dan NSTEMI di ICCU RSD dr. Soebandi Jember Periode 2020-2022en_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiPendidikan Dokteren_US
dc.identifier.pembimbing1dr. Suryono, Sp.JP(K), FIHA, FAsCC.en_US
dc.identifier.pembimbing2dr. Kristianningrum Dian Sofiana, M.Biomed.en_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record