dc.description.abstract | Sarkopenia menjadi sindrom geriatri karena hilangnya massa otot skeletal
dan penurunan kekuatan otot dan/atau kinerja fisik pada lansia. Hal ini
dikarenakan lansia mengalami suatu proses yang disebut dengan proses penuaan
atau Aging Process. Lanjut usia dengan proses penuaan dapat menyebabkan
kemunduran kapasitas fisik. Akan tetapi, tidak sedikit lansia di Indonesia yang
masih memilih untuk bekerja. Pada tahun 2022, lapangan usaha sektor pertanian
paling banyak menyerap tenaga kerja lansia, yaitu sebanyak 54,18%. Akan tetapi,
lansia di Wilayah Mumbulsari Desa Kawangrejo yang dulunya sebagian besar
bekerja di PT Perkebunan Nusantara jika sudah memasuki usia 55 tahun maka
tidak diperbolehkan bekerja atau diberhentikan. Oleh karena itu, lansia mengalami
penurunan aktivitas fisik. Hal ini dapat menyebabkan lansia mengalami
sarkopenia.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kebermaknaan kejadian
sarkopenia pada lansia di Wilayah Perkebunan Mumbul, Desa Kawangrejo,
Kecamatan Mumbulsari, Kabupaten Jember. Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif survei. Teknik pengambilan sampel
menggunakan simple random sampling dan didapatkan responden sebanyak 125
lansia. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner SARC-F. Uji yang
digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan uji one sample Kolmogorovsmirnov untuk mengetahui kemaknaan sarkopenia dan Pearson Chi-Square untuk
mengetahui hubungan sarkopenia dengan karakteristik lansia di Wilayah
Perkebunan Mumbul, Desa Kawangrejo, Kecamatan Mumbulsari, Kabupaten
Jember.
Hasil penelitian didapatkan usia lansia mempunyai nilai tengah 68 tahun.
Jenis kelamin sebagian besar lansia adalah perempuan sebanyak 80,8%.
Mayoritas lansia tidak pernah sekolah yaitu sebanyak 46,4%. Sebanyak 84,8%
lansia tidak memiliki riwayat merokok. Status pekerjaan lansia mayoritas sudah
tidak bekerja yaitu sebanyak 62,4%. Lansia banyak yang tidak memilii riwayat
penyakit yang mungkin menjadi faktor risiko sarkopenia yaitu sebanyak 74,4%.
Mayoritas status nutrisi lansia normal yaitu sebanyak 52,8%. Lansia di Wilayah
Perkebunan Mumbul, Desa Kawangrejo, Kecamatan Mumbulsari, Kabupaten
Jember mengalami perbedaan yang bermakna pada semua indikator sarkopenia
(Z= 0,142; p-value 0,000) dan angka kejadian sarkopenia sebanyak 58,4%.
Berdasarkan hasil pearson chi-square menunjukkan bahwa usia (p-value = 0,002),
tingkat pendidikan (p-value = 0,000) dan status pekerjaan (p-value = 0,000)
berhubungan secara signifikan terhadap sarkopenia pada lansia di Wilayah
Perkebunan Mumbul, Desa Kawangrejo, Kecamatan Mumbulsari, Kabupaten
Jember.
Lansia di Wilayah Perkebunan Mumbul, Desa Kawangrejo, Kecamatan
Mumbulsari, Kabupaten Jember mayoritas mengalami sarkopenia. Selain
disebabkan karena penuaan, lansia banyak mengalami sarkopenia karena lansia
mengalami penurunan aktivitas fisik yang disebabkan kehilangan pekerjaan sejak
usia 55 tahun. Selain itu, mayoritas lansia memiliki tingkat pendidikan rendah
sehingga tidak memiliki wawasan mengenai pemeliharaan kesehatan khususnya
pencegahan dan pengelolaan sarkopenia. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada
perbedaan yang bermakna pada semua indikator sarkopenia (Strength, Assistance
Walking, Rising from a Chairs, Climbing Stairs, dan Falls) pada lansia di
Wilayah Perkebunan Mumbul, Desa Kawangrejo, Kecamatan Mumbulsari,
Kabupaten Jember. Oleh karena itu, lansia secara mandiri dapat melakukan
aktivitas fisik dengan jalan cepat minimal 30 menit selama lima hari per
minggunya, latihan fisik dengan menggunakan botol diisi dengan pasir, kantong
beras dan karet gelang, melakukan senam meliputi gerakan lunges dan squat agar
massa otot dan kekuatan otot serta performa fisik lansia meningkat. | en_US |