Analisis Faktor Risiko Kejadian Penyakit Tuberkulosis Paru pada Pasien Diabetes Melitus di Kabupaten Jember
Abstract
Tidak ada yang
dirasakan Tuberkulosis (TB) dan Diabetes Melitus Tipe 2 (DMT2) merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia. Prevalensi DMT2 meningkat di seluruh dunia sebagai akibat dari penuaan, urbanisasi, perubahan pola makan dan berkurangnya pola aktivitas fisik yang mengakibatkan peningkatan obesitas. TBC paru dan T2DM sering terjadi bersamaan dan saling menyulitkan selama masa pengobatan. Infeksi TBC paru-DMT2 terjadi berdasarkan keadaan imunitas yang rendah. Ketika imunitas tubuh rendah maka reaktivasi bakteri Mycobacterium tuberkulosis (M.tb) dapat terjadi dengan lebih mudah, namun ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya. Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol. Peneliti melakukan observasi terhadap subjek, dengan cara membandingkan kelompok kasus dan kelompok kontrol. Penelitian ini mempunyai 74 responden pada kelompok kasus dan 74 responden pada kelompok kontrol dengan menggunakan teknik Accidental Sampling. Penelitian ini mempunyai hasil bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian TB-DMT2 paru adalah perilaku merokok 0,000<α, riwayat kontak dengan penderita TB paru 0,009<α, kepatuhan minum OAD 0,011<α, lama menderita DM 0,028<α, dan jenis kelamin 0,029<α. Faktor yang tidak mempengaruhi kejadian TB-DMT2 paru adalah status gizi 0,077>α, riwayat DM keluarga 0,5>α, pendapatan 0,677>α, kadar gula darah 0,826>α, pekerjaan 0,876>α, umur 0,877>α, dan konsumsi alkohol 0,998>α. (α=0,05). Faktor yang paling mempengaruhi risiko terjadinya TB-DMT2 paru adalah riwayat kontak dengan penderita TB paru EXP(B) 5,618.
Collections
- MT-Sciences of Health [127]