Pemilihan Bahasa Mahasiswa Etnik Muyu Universitas Musamus Kabupaten Merauke: Kajian Sosiolinguistik
Abstract
Kabupaten Merauke sebagai wilayah multietnik di Papua Selatan memiliki dinamika kebahasaan yang kompleks, khususnya pada mahasiswa etnik Muyu di Universitas Musamus. Penelitian ini mengkaji pola pemilihan bahasa (bahasa Muyu, bahasa Merauke, dan bahasa Indonesia) pada empat ranah komunikasi: keluarga, ketetanggaan, kampus, dan transaksi, serta faktor-faktor yang memengaruhinya. Menggunakan metode kombinasi kuantitatif-kualitatif, data dikumpulkan melalui observasi partisipatif, kuesioner (84 responden), wawancara mendalam, dan dokumentasi, kemudian dianalisis dengan reduksi data, penyajian matriks, dan verifikasi kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahasa Merauke dominan digunakan (36,63%), diikuti bahasa Muyu (32,10%) dan bahasa Indonesia (31,27%). Pola pemilihan bahasa bervariasi berdasarkan ranah:
Keluarga: Bahasa Muyu dominan (faktor etnisitas dan ikatan emosional)
Ketetanggaan: Bahasa Merauke lebih banyak dipilih (faktor heterogenitas etnik dan kompetensi bahasa)
Kampus: Bahasa Indonesia prevalen (faktor formalitas akademik)
Transaksi: Bahasa Merauke utama (faktor efisiensi komunikasi lintas etnik)
Faktor penentu utama meliputi:
Partisipan (etnisitas, usia, hubungan sosial)
Konteks situasional (formalitas, lokasi, tujuan interaksi)
Psikologis (rasa nyaman, identitas kultural)
Kompetensi multilingual
Temuan ini memperkaya kajian sosiolinguistik di wilayah multikultural Indonesia, menunjukkan bagaimana strategi adaptasi linguistik mahasiswa minoritas dalam menjaga identitas etnik sekaligus berintegrasi di lingkungan multibahasa. Implikasinya, diperlukan kebijakan kampus yang sensitif terhadap keragaman bahasa daerah dalam membangun ekosistem pendidikan inklusif.