Dampak Gempa Bumi Tektonik Terhadap Kehidupan Masyarakat di Kabupaten Bantul Tahun 2006-2008
Abstract
Skripsi ini membahas tentang dampak gempa bumi tektonik terhadap kehidupan
masyarakat di Kabupaten Bantul tahun 2006-2008. Adapun rumusan masalah pada
penelitian yaitu (1) Bagaimana kondisi Kabupaten Bantul sebelum terjadinya bencana
gempa bumi, (2) Bagaimana dampak yang ditimbulkan sesudah terjadinya bencana
gempa bumi di Kabupaten Bantul, (3) Bagaimana upaya yang dilakukan dalam
penanggulangan bencana gempa bumi di Kabupaten Bantul. Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan sosiologi kebencanaan (Sociologi of
Disaster) dan teori yang digunakan adalah teori bahaya alam oleh Adenrele Awotona
dan teori manjemen bencana. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode sejarah menurut Kuntowijoyo yang meliputi tahapan pemilihan topik,
pengumpulan sumber, verifikasi, interpretasi, dan penulisan. Hasil penelitian ini
mengenai dampak gempa bumi tektonik di Kabupaten Bantul yang terjadi pada 27 Mei
2006 telah memberikan pengaruh bagi kehidupan masyarakat dari aspek lingkungan,
ekonomi, dan sosial budaya. Gempa bumi yang terjadi dalam waktu singkat telah
menimbulkan jatuhnya korban jiwa, hancurnya rumah dan harta benda, kerusakan
sarana-prasarana, terputusnya jaringan listrik dan akses komunikasi, serta kerusakan
lingkungan. Masyarakat juga mengalami gangguan psikologis. Besarnya dampak
gempa bumi mendapat perhatian dari pemerintah dan berbagai elemen masyarakat.
Pemerintah bersama elemen masyarakat memberikan dorongan berupa bantuan
logistik, pembangunan kembali rumah dan sarana prasarana, serta pendampingan
psikologis kepada korban gempa bumi di Kabupaten Bantul untuk bangkit dari
keterpurukan. Pada tahun 2008 masyarakat Kabupaten Bantul berhasil kembali menata
kehidupan dengan modal gotong royong yang telah tertanam sejak lama.