Studi Eksperimental Penggunaan Minyak Nyamplung sebagai Cutting Fluid pada Pembubutan MQL terhadap Kekasaran Permukaan Baja S45C
Abstract
Penelitian ini menganalisis pengaruh parameter pemotongan dan penggunaan cutting fluid minyak nyamplung dalam sistem Minimum Quantity Lubrication (MQL) terhadap kekasaran permukaan baja S45C pada proses pembubutan. Metode eksperimen dirancang menggunakan matriks ortogonal L9(3^4) Taguchi dengan tiga replikasi untuk mengoptimasi kombinasi parameter: depth of cut (0,5; 0,75; 1,0 mm), cutting speed (63,58; 95,38; 127,17 m/menit), feed rate (0,117; 0,167; 0,217 mm/putaran), dan jenis cutting fluid (minyak nyamplung, sintetik, dan tanpa cutting fluid).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa feed rate memberikan kontribusi paling signifikan terhadap kekasaran permukaan (37,02%), diikuti oleh jenis cutting fluid (35,34%), depth of cut (19,66%), dan cutting speed (4,04%). Kombinasi parameter optimal untuk kekasaran permukaan terbaik dicapai pada depth of cut 0,5 mm, cutting speed 127,17 m/menit, feed rate 0,117 mm/putaran, dan penggunaan minyak nyamplung sebagai cutting fluid. Minyak nyamplung terbukti lebih efektif dibandingkan cutting fluid sintetik maupun kondisi kering, sekaligus menawarkan solusi ramah lingkungan sebagai alternatif cutting fluid berbasis mineral.
Temuan ini memberikan rekomendasi praktis bagi industri manufaktur dalam mengoptimasi proses pembubutan untuk mengurangi kekasaran permukaan sekaligus meminimalkan dampak lingkungan. Penggunaan minyak nyamplung dalam sistem MQL tidak hanya meningkatkan kualitas permukaan tetapi juga mendukung praktik manufaktur berkelanjutan.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4220]