Kemampuan Antibakteri Ekstrak Buah Okra Hijau (Abelmoschus esculentus) pada Konsentrasi 12,5-100% Terhadap Staphylococcus aureus
Abstract
Pendahuluan: Identifikasi bakteri dalam saluran akar gigi yang mengalami nekrosis ditemukan Staphylococcus aureus (20%). Gigi yang mengalami nekrosis membutuhkan perawatan saluran akar. Salah satu bahan irigasi yang digunakan dalam perawatan saluran akar adalah ethylenediaminetetraacetic acid 17% (EDTA 17%). EDTA 17% mampu melunakkan dentin pada saluran akar sehingga memudahkan preparasi dan melarutkan smear layer. Namun, efek antibakterinya rendah dan menyebabkan demineralisasi pada dentin saluran akar sehingga perlu alternatif bahan irigasi lain. Ekstrak buah okra hijau (Abelmoschus esculentus) mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, dan terpenoid yang mempunyai mekanisme kerja sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan antibakteri ekstrak buah okra hijau konsentrasi 12,5%, 25%, 50% dan 100% terhadap Staphylococcus aureus. Metode: Jenis penelitian ini yaitu eksperimental laboratoris secara in vitro dengan rancangan penelitian Post Test Only Control Group Design. Uji antibakteri menggunakan metode difusi cakram yang terdiri dari 6 kelompok yaitu ekstrak buah okra hijau konsentrasi 12,5%, 25%, 50%, 100%, kontrol positif EDTA 17%, serta kontrol negatif akuades. Hasil: Rata-rata diameter zona hambat yang dihasilkan yaitu ekstrak buah okra hijau konsentrasi 12,5% (12,14 mm), konsentrasi 25% (14,89 mm), konsentrasi 50% (18,53 mm), konsentrasi 100% (21,1 mm), EDTA 17% (22,08 mm), dan akuades (0 mm). Hasil dianalisis dengan uji Kruskal Wallis didapatkan nilai signifikansi yaitu 0,00 (α < 0,05) artinya ada perbedaan kemampuan antibakteri pada seluruh kelompok penelitian. Hasil uji Mann-Whitney menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan (α < 0,05) antar semua kelompok penelitian. Kesimpulan: Ekstrak buah okra hijau (Abelmoschus esculentus) menunjukkan peningkatan kemampuan antibakteri mulai dari konsentrasi 12,5%, 25%, 50% dan 100%, namun masih lebih rendah dibandingkan kemampuan antibakteri EDTA 17% terhadap Staphylococcus aureus.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2108]