Hubungan Status Kehamilan dengan Kejadian Postpartum Blues di Wilayah Pertanian Kabupaten Jember
Abstract
Postpartum blues merupakan suatu kondisi gangguan mental ringan dimana
ibu postpartum mengalami emosi yang tidak stabil dan terjadi pada minggu pertama
hingga minggu kedua setelah melahirkan. Meskipun tergolong ringan dan akan
membaik seiring berjalannya waktu, postpartum blues harus segera ditangani agar
tidak berubah ke fase depresi postpartum atau bahkan postpartum psychosis yang
memiliki dampak lebih berbahaya. Postpartum blues dapat terjadi disebabkan oleh
beberapa faktor, yakni faktor biologis dan faktor psikososial. Salah satu yang
termasuk faktor psikososial adalah status kehamilan. Status kehamilan berkaitan
dengan direncanakan atau tidaknya suatu kehamilan.
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan kehamilan yang
direncanakan dan tidak dengan kejadian postpartum blues. Penelitian ini memiliki
desain penelitian kuantitatif non-eksperimen dengan pendekatan cross sectional.
Pada penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel independen adalah status
kehamilan dan variabel dependen adalah postpartum blues. Sampel pada penelitian
ini diambil dengan menggunakan Stratified Random Sampling sejumlah 106 ibu
postpartum. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar checklist
dan kuisioner Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS).
Analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan uji chi-square tabel
kontingensi 2x2 dan derajat kemaknaan (α) 0,05 atau 95%. Hasil yang didapatkan
pada penelitian ini adalah sebanyak 51 responden memiliki status kehamilan yang
tidak direncanakan dan sebanyak 55 responden memiliki status kehamilan yang
direncanakan. Pada responden yang memiliki status kehamilan yang tidak
direncanakan, didapatkan sebanyak 39 responden (76,5%) yang mengalami
postpartum blues. Sedangkan pada responden yang memiliki status kehamilan direncanakan, didapatkan sebanyak 19 responden (34,5%) yang mengalami
postpartum blues. Hasil analisis bivariat didapatkan hasil ρ value < 0,05 (0,001 <
0,05) dengan odd ratio sebesar 0,16 sehingga dapat diinterpretasikan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara status kehamilan dengan kejadian
postpartum blues.
Kesimpulan pada penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan
antara status kehamilan dengan kejadian postpartum blues di wilayah pertanian
Kabupaten Jember. Status kehamilan menjadi faktor resiko dikarenakan proses
kehamilan dan persalinan merupakan proses yang tidak mudah. Ibu yang belum
siap atau menerima kehamilannya akan berdampak pada menurunnya keinginan ibu
untuk menjaga kandungan atau anaknya nanti apabila telah lahir. Perawat dapat
meminimalisir resiko terjadinya postpartum blues dengan melakukan perannya
sebagai konselor bagi ibu hamil maupun ibu postpartum dan sebagai edukator
dengan memberikan pendidikan kesehatan pada wanita mengenai perencanaan
kehamilan dan pendidikan mengenai antenatal care bagi ibu hamil untuk
menyiapkan proses persalinannya.
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1580]