dc.description.abstract | Hama Penggerek Buah Kakao (PBK) menjadi salah satu faktor penyebab
merosotnya posisi Indonesia sebagai produsen kakao terbesar ke-2 pada tahun
2002 menjadi peringkat ke-3 pada tahun 2003 ( Litbang Deptan:
http://www.litbang.deptan.go.id/special/komoditas/b4kakao). Seriusnya ancaman
PBK mendorong para ahli menemukan cara efektif untuk mengatasi masalah
tersebut, akan tetapi hasilnya belum memuaskan (Depparaba, 2002). Salah satu
metode yang diharapkan bisa menekan kerugian akibat serangan PBK adalah
meningkatkan ketahan alami (natural resistance) tanaman kakao. Ketahanan
alami tanaman terhadap serangan hama/pengganggu dapat dipengaruhi oleh
adanya asupan nutrisi/unsur hara. Beberapa unsur hara yang dapat meningkatkan
ketahanan alami tanaman yaitu Si, Mn, K, Ca, dan Boron. Silikon dapat
memperkuat sel-sel epidermis yang berperan sebagai tahanan mekanis/fisik.
Selain itu dapat membentuk senyawa organosilico yang meningkatkan stabilitas
dinding sel terhadap degradasi enzimatik (Volk et al., 1958 dalam Currie and
Perry,2007). Silikon juga memacu sintesis polifenol dan lignin pada jaringan yang
terluka (Vance et al., 1980 dalam Fauteux et al.,2005). Mangan (Mn) dan nitrat
merupakan dua unsur yang berperan dalam sintesis polifenol. Defisiensi Mn dapat
menghambat sintesis phenylalanine dan tyrosine yang berperan sebagai prekursor
produksi fenolik dan lignin di dalam tubuh tanaman. Adanya aplikasi Si dan Mn
diduga dapat meningkatkan ketahanan mekanik dan kimiawi melalui peningkatan
kekerasan dinding sel dan produksi senyawa metabolit sekunder (polifenol).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Untuk mengetahui efek aplikasi Si
dan Mn terhadap produksi senyawa metabolit sekunder (polifenol, tanin, selulosa,
serat kasar dan lignin) tanaman kakao serta kandungan unsur Si dan Mn pada
jaringan/organ kakao; mengetahui efektifitas aplikasi Si dan Mn dalam menekan
serangan hama penggerek buah kakao (PBK) Conopomorpha cramerella; dan
mengetahui interaksi Si dan Mn terhadap tingkat serangan PBK.
Percobaan dilaksanakan di Perusahaan Daerah Perkebunan Provinsi Bali
Unit Perkebunan Sangiang Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Provinsi
Bali, pada bulan Juli-Oktober 2007. Bahan yang digunakan dalam percobaan ini
yaitu unsur Si (H4SiO4), Mn (MnSO4.H2O), dan tanaman kakao dewasa ICS 60
yang sedang berbunga dan berbuah. Penelitian dilakukan dengan menggunakan
Rancangan Acak Kelompok (RAK) bersifat faktorial dengan 2 faktor perlakuan
dan 6 ulangan. Faktor pertama adalah Silikon (A) yang terdiri atas 3 level
konsentrasi Monosilic Acid (H4SiO4) yaitu 0 (A0); 1,44 mM (A1), dan 2,88 mM
(A2). Faktor II adalah Mn (B) yang terdiri atas 3 level konsentrasi sulfat
monohydrate (MnSO4.H2O) yaitu 0 (B0); 25 μM (B1); 50 μM (B2).
Hasil penelitian menunjukan bahwa aplikasi Si dan Mn meningkatkan
kandungan polifenol, tanin, selulosa, dan serat kasar di kulit buah, sedangkan
kandungan lignin dikulit buah lebih rendah dari kontrol karena diduga lignifikasi
terhambat oleh peningkatan kandungan tanin. Adanya peningkatan beberapa
produksi senyawa metabolit sekunder (Polifenol,Tanin, dan Lignin) diduga karena
adanya peningkatan kandungan Si di organ biji, jaringan sklerotik, daging buah,
kulit buah, kulit batang, dan buah muda, meskipun di organ daun, dan pulpa
cenderung menurun. Implikasi lain dari aplikasi Si dan Mn adalah peningkatan
produksi metabolit primer (selulosa dan serat kasar) yang berpotensi
meningkatkan ketahanan mekanik (kekerasan kulit buah). Adanya peningkatan
produksi metabolit primer dan sekunder diatas dapat meningkatkan ketahanan
mekanik dan kimiawi (senyawa toxic/polifenol). Meningkatnya ketahanan
mekanik dan kimiawi tersebut diduga menurunkan tingkat serangan PBK yang
ditandai dengan menurunnya tingkat kerusakan biji dan persentase larva keluar
dari pod buah kakao serta jumlah larva yang masuk ke buah kakao. Interaksi
antara Si dan Mn tidak signifikan baik dalam akumulasi Si di jaringan, produksi
metabolit primer dan sekunder, maupun penurunan tingkat serangan PBK, namun
kedua unsur hara cenderung bekerjasama meningkatkan natural resistance dan
pertumbuhan kakao serta menekan tingkat serangan PBK. | en_US |