Efektivitas Tanaman Monochoria vaginalis Burm.f. sebagai Fitoremediator Air Tercemar Pupuk Sintetis di Desa Wringinagung Kabupaten Jember
Abstract
Pupuk sintesis merupakan pupuk anorganik yang banyak digunakan olehh
sebagian besar petani di Indonesia dalam mengelola pertaniannya termasuk petani
di Desa Wringinagung, Kabupaten Jember. Umumnya dosis pupuk sintetis yang
digunakan petani melebihi ketentuan pemerintah. Kebiasaan ini menyebakan sisa
pupuk yang tidak diabsorbsi tanaman tercuci air permukaan dan masuk ke dalam
sungai sehingga kadar nitrogen (N) dan fosfor (P) air sungai menjadi tinggi. Kadar
N dan P yang tinggi menyebabkan eutrofikasi yang pada akhirnya dapat
menurunkan keanekaragaman biota. Penurunan kualitas air sungai akibat kadar N
dan P yang tinggi dapat dicegah dengan menurunkan kadar N dan P air saluran
irigasi pembuang yang berasal dari petak sawah melalui penerapan teknologi
fitoremediasi. Tanaman yang berpotensi sebagai fitoremediator adalah eceng padi
(Monochoria vaginalis Burm.f.). Tanaman ini telah terbukti mampu menurunkan
kadar limbah laundry sebesar 67,61% dan kandungan krom pada limbah
penyamakan kulit sebesar 0,1057 µg/g. Tujuan penelitian ini adalah menentukan
kadar N total dan P air saluran irigasi dari petak sawah, serta menentukan
efektivitas tanaman M. vaginalis dalam meningkatkan kualitas air dari petak
sawah di Desa Wringinagung, Kabupaten Jember.
Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2022- Juli 2023. Air limbah
pertanian diperoleh dari saluran irigasi pembuang di Desa Wringinagung,
Kabupaten Jember. Tanaman yang dimanfaatkan sebagai fitoremediator adalah
eceng padi (Monochoria vaginalis). Perlakuan fitoremediasi dilakukan di bak
plastik dengan panjang 38,5 cm, lebar 30 cm, dan kedalaman 11 cm selama tujuh
hari. Bak plastik yang digunakan sebanyak tujuh bak, yaitu lima bak perlakuan
fitoremediasi dan dua bak kontrol. Pada hari ke-0 dan hari ke-7 perlakuan, air
limbah pertanian dianalisis kadar N total dengan metode Kjeldahl dan kadar P
menggunakan alat HR fosfat HC-HI713 merk Hanna. Data N total dan P
kemudian dianalisis dengan uji normalitas dan uji beda nyata. Selain itu, juga diuji
efektivitas tanaman dalam menurunkan kadar N total dan P yang kemudian
dibandingkan dengan kontrol.
Hasil penelitian ini menunjukkan kadar N total dan P pada air saluran
irigasi pembuang di petak sawah dari Desa Wringinagung secara berturut-turut
adalah 20 mg/L dan 15,8 mg/L. Sedangkan untuk kontrol kadar N total dan P
secara berturut-turut adalah 26 mg/L dan 16,1 mg/L. Berdasarkan hasil tersebut,
dapat diketahui bahwa kadar P pada saluran irigasi pembuang tergolong tinggi dan
melebihi standar baku mutu, sedangkan kadar N total di bawah standar baku mutu
Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 2021. Kadar N total dan P yang telah
diremediasi oleh tanaman M. vaginalis mengalami penurunan menjadi 18,75 mg/L
dan 3,9 mg/L. Efektivitas tanaman M. vaginalis dalam menurunkan kadar N total
dan P secara berturut-turut adalah 6% dan 75,3%, sedangkan kontrol 19% (N
total) dan 73,9% (P). Berdasarkan hasil tersebut, penurunan kadar N total pada
kontrol lebih besar dibandingkan perlakuan, sementara penurunan kadar P pada
perlakuan hampir sama dengan kontrol, sehingga dapat disimpulkan bahwa
tanaman M. vaginalis terbukti tidak efektif dalam menurunkan kadar P dan kadar
N total pada air limbah pertanian. Hasil remediasi kadar P oleh tanaman eceng
padi masih di atas standar baku mutu, sedangkan N total berada di bawah standar
baku mutu.