Self-Compassion pada Ibu dengan Postpartum Depression: Kajian Literatur
Abstract
Postpartum Depression (PPD) merupakan kondisi patologis dari
postpartum blues dengan intensitas gejala yang lebih dalam dan dapat memanjang
hingga 3 tahun pascapersalinan. PPD perlu mendapat perhatian khusus karena
berdampak pada hubungan perkawinan serta kesejahteraan anak dan ibu. Setiap
satu dari tujuh ibu postpartum berisiko mengalami PPD. Selain faktor biologis
dan psikologis, faktor sosiokultural diyakini turut berkontribusi terhadap
berkembangnya kejadian depresi pada ibu postpartum. Kesenjangan antara konsep
diri dan tekanan sosiokultural “ibu yang baik” dapat menimbulkan ekspektasi
maternal yang tidak realistis dan pada akhirnya meningkatkan risiko terjadinya
depresi pascapersalinan.
Perawatan untuk menanggulangi PPD dapat diupayakan, mencakup
pendekatan farmakologi dan nonfarmakologi. Pengobatan antidepresan diketahui
berdampak negatif pada ibu menyusui dan bayinya, serta membuat
ketergantungan bila dikonsumsi dalam jangka waktu panjang. Salah satu faktor
dalam diri yang dapat dimodifikasi dan berkorelasi negatif terhadap depresi
adalah self-compassion. Praktik berbasis self-compassion mampu mengurangi
gejala depresi kronis dan berulang dengan cara yang relatif mudah, ekonomis, dan
minim efek samping. Penelitian ini bertujuan untuk meringkas secara
komprehensif tentang peran self-compassion pada ibu PPD lewat suatu kajian
literatur.
Artikel yang dikaji bersumber dari lima database elektronik, antara lain
PubMed, EBSCOHost, ScienceDirect, APA PsycInfo, dan Medline. Penentuan
kata kunci didasarkan pada PICO framework dan boolean operators. Proses
seleksi artikel berpedoman pada diagram alir PRISMA. Kriteria inklusi artikel
meliputi publikasi dalam waktu lima tahun terakhir, bisa diakses secara full-text,
tersedia dalam bahasa Inggris, dan menggunakan metode kuantitatif, berupa studi
observasional dan eksperimental. Hasilnya diperoleh 16 artikel yang akan diulas
dengan desain cross-sectional (6), cohort (1), randomized controlled trial (4), dan
preliminary (5).
Sintesis literatur pada studi observasional melaporkan adanya hubungan
yang bermakna antara self-compassion dan PPD dengan rentang nilai koefisien
korelasi −0,52 hingga −0,6 yang menandakan hubungan kuat dan arah negatif.
Salah satu komponen self-compassion, yakni self-criticism juga mempunyai
hubungan yang bermakna dengan PPD. Nilai korelasinya 0,59 yang menandakan
hubungan kuat dan arah positif. Mekanisme yang mendasari hubungan kedua
variabel adalah kerentanan kognisi pada ibu postpartum.
Sintesis literatur pada studi eksperimental menunjukkan bahwa ada enam
intervensi berbasis self-compassion yang dapat meningkatkan self-compassion
dan mengurangi gejala depresi pada ibu postpartum secara signifikan.
Keseluruhan intervensi berbentuk psikoterapi dengan jenis terapi perilaku
kognitif. Lebih dari setengah intervensi menggunakan pendekatan terapi perilaku
kognitif generasi ketiga (third-wave cognitive behavioral therapy), yaitu
Mindfulness-based Stress Reduction (MBSR), Mindfulness-based Cognitive
Therapy (MBCT), dan Acceptance and Commitment Therapy (ACT). Sebagian
besar intervensi dilaksanakan secara daring dengan menggunakan website yang
bersifat self-guided.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perawat sebaiknya
menargetkan ibu pada periode awal postpartum sebagai sasaran skrining PPD,
mengingat pada periode tersebut mulai timbul kerentanan kognitif, tetapi belum
sepenuhnya menjadi gangguan yang memengaruhi interpretasi ibu. Sebagai
langkah pencegahan, perawat dapat melengkapi data pengkajian terkait aspek
psikososial ibu pascamelahirkan, memberikan psikoedukasi tentang PPD,
khususnya berkaitan dengan mekanisme proses kognitif, serta mempromosikan
strategi koping yang adaptif tatkala menghadapi kegagalan pada masa transisi dan
pencapaian identitas keibuan dengan menerapkan self-compassion
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1575]