Literature Review : Toksisitas Mikroplastik pada Biota Air dan Teknologi Penyisihannya
Abstract
Semakin meningkatnya aktivitas manusia, konsumsi plastik semakin besar
karena sifat plastik yang fleksibel, ringan, kuat, tahan air, dan terjangkau. Sifat
plastik yang tidak mudah terurai tersebut mengakibatkan plastik tidak mengalami
degradasi melainkan pelapukan menjadi potongan kecil plastik berukuran kurang
dari 5 mm yang disebut sebagai mikroplastik. Mikroplastik ini masuk ke dalam air
dan terakumulasi dalam biota air melalui rantai makanan. Berdasarkan informasi
ini, perlu adanya penelitian untuk menentukan apakah mikroplastik mempengaruhi
kehidupan akuatik dan pengelolaan serta pengolahan sumber air baku yang
terkontaminasi.
Metode penelitian yaitu Systematic Literature Review dengan pencarian
kata kunci melalui sistem pencarian kata kunci Boolean. Artikel yang ditemukan
kemudian disaring dengan menggunakan langkah-langkah PRISMA (Preferred
Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-analyses).
Efek toksisitas mikroplastik pada biota air dengan pengaruh terbesar berasal
dari jenis mikroplastik Poliester (PS) berukuran < 1 mm sampai ≥ 1 µm
menyebabkan dan gangguan metabolism, gangguan fungsi hati, otak, dan saluran
pencernaan, malfungsi organ pencernaan, kerusakan sel. Ukuran PS yang lebih
kecil (<1 µm) menyebabkan gangguan atau kerusakan pada tingkat DNA atau
metabolisme sel pada biota air. Jenis mikroplastik 8 artikel menyatakan tidak ada
efek toksisitas mikroplastik pada biota air.
Teknologi penyisihan mikroplastik pada pengolahan air bersih dan ai
limbah dibedakan berdasarkan unit-unitnya yaitu pada pre-treatment dngan
teknologi screening, clarification dan sand filtration dapat menyisihkan PS, LDPE,
PP, PET dengan ukuran berkisar antara 5000 µm hingga 50 µm. tahap primer
dengan teknologi screening, rapid sand filter (RSF) dengan koagulasi, primary clarifier, Koagulasi-flokulasi dapat menyisihkan mikroplastik jenis poliamida
(PA), polyester (PS) dan yang berbentuk serat dengan ukuran berkisar antara 60 µm
hingga > 500 µm. Secondary treatment dengan teknologi sedimentasi, bioreactor,
dan lumpur aktif dapat menyisihkan mikroplastik berukuran lebih besar dari 500
µm dengan jenis mikroplastik PP dan PE adalah polimer yang paling umum dalam
sampel air limbah, sedangkan pada sampel lumpur mayoritas adalah PET, PS dan
PA. Tahap pengolahan air tersier dapat menyisihkan mikroplastik berukuran ≤ 300
µm hingga ≥ 10 µm dan dapat lebih baik menyisihkan mikroplastik jenis LDPE,
HDPE, dan PP.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4158]