Reaksi Pasar Modal Asia-Pasifik Terhadap Pengumuman Kebangkrutan Silicon Valley Bank
Abstract
Bank yang menjadi penyedia pembiayaan untuk hampir setengah dari
perusahaan teknologi dan perawatan kesehatan berbasis modal ventura di Amerika
Serikat dan menyediakan layanan keuangan untuk investor dan perusahaan sektor
privat atau publik secara global (svb.com). Silicon Valley Bank (SVB) salah satu
bank yang berhasil masuk dalam daftar 20 bank komersial terbesar di Amerika
Serikat dan menduduki posisi ke-16. Menurut data Federal Deposit Insurance
Corporation (FDIC) dengan total aset yang dimiliki SVB per Desember 2022 adalah
sekitar US$ 209 miliar dengan total simpanan US$ 175 miliar.
SVB mulai mengalami kerugian pada portofolio ini dan tidak dapat
memulihkan kerugian tersebut. Secara alami, investor akan menghindari risiko jika
biaya modal pinjaman menjadi lebih mahal pada saat suku bunga naik. Hal ini turut
memengaruhi perusahaan-perusahaan Start-Up teknologi, yang merupakan klien
utama SVB. Oleh karena itu, reaksi tersebut memengaruhi SVB secara negatif dalam
hal likuiditas (The Economist, 2023). Akhirnya, di tanggal 8 Maret 2023 menurut
data Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) menyatakan bahwa SVB
Financial Group (SVBFG) mengumumkan restrukturisasi neraca keuangan dan
penjualan sekuritas AFS senilai US$21 miliar dengan kerugian US$1,8 miliar
setelah pajak dan penawaran ekuitas yang direncanakan sebesar US$2,25 miliar.
Hal itu ditafsirkan oleh deposan sebagai sinyal bahwa SVBFG mengalami kesulitan
keuangan. Sehingga pada tanggal 9-10 Maret 2023, The California Department of
Financial Protection and Innovation (CDFPI) menutup SVB. Membuat pasar
Amerika Serikat indeks S&P 500 yang mengalami penurunan tajam di atas 3%.
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu ada beberapa peristiwa yang
mempengaruhi pasar dan ada yang tidak mempengaruhi secara signifikan.
Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui perbedaan Abnormal Return, average abnormal return, dan cumulative abnormal return pada indeks harga saham
komposit negara-negara di wilayah Asia-Pasifik pada periode sebelum dan sesudah
pengumuman kebangkrutan.
Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori dengan pendekatan
kuantitatif. Penelitian ini merupakan studi peristiwa (event study) yang
menganalisis perbedaan return pada indeks saham komposit negara-negara yang
berada wilayah Asia-Pasifik . Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan
metode purposive sampling. Metode pengambilan sampel dengan mengunakan
kriteria yang telah ditentukan sehingga mendapatkan 7 negara untuk menjadi
sampel data. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data
sekunder. Data sekunder tersebut berupa harga penutupan (closing price) harian
pada 7 indeks saham komposit masing-masing negara, harga penutupan (closing
price) harian dari Index All Capital Asia Pasifik dari t-5 hingga t+5, serta nilai tukar
mata uang harian dari t-5 hingga t+5 masing-masing negara terhadap mata uang
dollar Amerika Serikat (USD). Pengujian data menggunakan uji paired sample ttest dengan bantuan software spss 26.
Hasil penelitian menunjukan hasil uji hipotesis menggunakan uji Paired
Sampel T-Test pada abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman
kebangkrutan SVB. Hasil untuk abnormal return dalam seluruh periode
pengamatan menunjukkan nilai yang lebih besar daripada 0,05. Hal tersebut
menjelaskan bahwa tidak ada perbedaan abnormal return pada periode sebelum dan
sesudah peristiwa. pada hasil dari variabel AAR bernilai 0.287 dan CAR bernilai
0.423 yang mana nilai tersebut lebih besar daripada 0,05 yang menjelaskan bahwa
tidak ada perbedaan pada periode sebelum dan sesudah pengumuman kebangkrutan
SVB