dc.description.abstract | Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh desentralisasi fiskal
terutama dari sisi penerimaan Dana Alokasi Umum dan Pendapatan asli Daerah
terhadap Pertumbuhan ekonomi daerah di Jawa Timur.
Selain dipengaruhi oleh dana perimbangan dan pendapatan asli daerah,
pertumbuhan ekonomi dikontrol dengan varabel pendapatan perkapita dan jumlah
penduduk. Pendapatan perkapita menjadi penting dalam sumbangannya terhadap
pertumbuhan ekonomi karena menjadi indikator bagi kesejahteraan penduduknya.
Sedangkan jumlah penduduk menjadi penting karena merupakan salah satu modal
dalam pembangunan ekonomi sehingga akan besar pengaruhnya terhadap laju dan
perkembangan pertumbuhan ekonomi daerah.
Hasil penelitain menunjukkan berdasarkan estimasi model yang ada,
pengaruh variabel LDau dan LPop terhadap LGE adalah signifikan pada taraf 10
dan 1 persen, dimana koefisien dari variabel LDau adalah negatif sebesar 0,850.
Sehingga apabila terjadi kenaikan pada variabel LDau sebesar 1 persen, maka
akan berdampak pada penurunan variabel LGE sebesar lon 0.850 persen.
Sedangkan pengaruh variabel LPop terhadap LGE adalah signifikan pada taraf 1
persen, dimana koefisien dari variabel LPop adalah positif sebesar 1,43. Hal ini
menunjukkan bahwa apabila terjadi kenaikan pada variabel LPop sebesar 1
persen, maka akan berdampak pada kenaikan variabel LGE sebesar lon 1.43
persen. Sejalan dengan Teori Harrod-Domar yang memberikan penekanan bahwa
proses pencapaian pertumbuhan ekonomi yang mantap (steady growth) diperlukan
sebuah investasi dan luas pasar. Dinamika pengaruh penanaman modal melalui
pengeluaran pemerintah melalui DAU mempengaruhi tinggi rendahnya
pertumbuhan ekonomi dan mencerminkan marak lesunya pembangunan.
Dari hasil estimasi dapat diketahui bahwa variabel LPad memiliki nilai
beta standar paling tinggi yaitu 3,14. Dengan demikian LPad dapat dikatakan
mempunyai pengaruh paling besar terhadap besar kecilnya LGE kabupaten/kota
Propinsi Jawa Timur tahun 2001-2008. | en_US |