dc.description.abstract | Kepadatan penduduk Kabupaten Jember meningkat dari 664 jiwa/km² pada
tahun 2000 menjadi 707 jiwa/km² pada tahun 2010. Perkembangan pembangunan di
kota Jember yang cukup pesat dan adanya beban lalu lintas terhadap ruas jalan
tertentu yang mengakibatkan level of service (los) dengan tingkat pelayanan D.
Terjadinya hambatan gerak kendaraan dan kemacetan lalu lintas pada beberapa ruas
jalan (Jl.A.Yani, Jl.Gajah Mada), serta belum ada keseimbangan antara
berkembangnya sarana transportasi dengan prasarana yang tersedia melatarbelakangi
untuk melakukan penataan sistem lalu lintas satu arah pada pusat kota Jember.
Menurut perhitungan adapun ruas jalan yang mengalami level of service rendah
adalah Jl. A. Yani dengan derajat kejenuhan 0,8638. Begitu pula yang terjadi pada
ruas Jl.Gajah Mada dari arah barat-timur dengan derajat kejenuhan 0,8202.
Untuk mengetahui seberapa besar perubahan kinerja lalu lintas antara sebelum
dan sesudah diberlakukan penataan sistem lalu lintas satu arah adalah dengan
mengikuti prosedur perhitungan Formulir UR-1, UR-2 dan UR-3 dalam Manual
Kapasitas Jalan Indonesia 1997. Maka didapatkan angka derajat kejenuhan (DS)
sebagai patokan kinerja lalu lintas. Penelitian ini juga menggunakan analisis
statistika uji beda berpasangan yang membandingkan nilai Derajat Kejenuhan dan
Kecepatan pada arus lalu lintas antara sebelum dan sesudah penataan sistem lalu
lintas satu arah.
Berdasarkan hasil perhitungan, rata-rata nilai DS sebelum dan sesudah
perubahan arus lalu lintas tidak mengalami perubahan yang signifikan terhadap
adanya kinerja lalu lintas pusat Kota Jember. | en_US |