Implementasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan : Implikasinya Pada Model Pengembangan Strategi Perusahaan Di Masa Depan
Abstract
Adanya pabrik gula sebenarnya dimaksud selain memberikan manfaat kepada pemegang saham juga memberikan kesejahteraan kepada karyawan, komunitas lokal (petani tebu, masyarakat setempat), masyarakat luas dan menjaga kelestarian lingkungan alam. Meningkatnya keuntungan pabrik gula harus diiringi dengan meningkatnya kesejahteraan karyawan pabrik gula, petani tebu, komunitas lokal dan terpeliharanya lingkungan yang asri, inilah esensi tanggung jawab sosial perusahaan, yang semestinya terjadi pula pada Pabrik Gula Jatiroto Lumajang dan Pabrik Gula Ngadirejo Kediri yang dikelola oleh PTPN XI. Sebagai perusahaan yang sahamnya dikuasai negara maka kedua pabrik gula tersebut harus mempunyai misi sebagai agent of development, agent of change, agent of empowerment. Esensi misi ini adalah harus mampu memberdayakan masyarakat, khususnya komunitas lokal untuk hidup lebih sejahtera dan menjaga kelestarian alam.
Fokus penelitian ini adalah pada proses implementasi tanggung jawab sosial perusahaan pada kedua pabrik gula di atas. Fokus ini sangat penting dikarenakan kedua pabrik gula tersebut mempunyai kapasitas giling ton/hari paling besar diantara pabrik gula milik pemerintah lainnya. Selain itu, dalam operasi kedua pabrik gula di atas melibatkan banyak petani tebu (tebu rakyat/TR) sebagai pemasok bahan baku selain tebu milik sendiri (TS). Realitas ini menyiratkan bahwa interaksi antara pabrik gula dan komunitas lokalnya (misalnya petani tebu, mungkin juga dengan lainnya) begitu intens sehingga prinsip-prinsip saling memberikan manfaat yang setara menjadi dasar utama. Oleh sebab itu, untuk mewujudkan tanggung jawab sosial perusahaan dibutuhkan komitmen pimpinan perusahaan yang kemudian diterjemahkan kedalam strategi perusahaan, model kepemimpinan, tata kelola perusahaan. Apabila semua ini dilakukan secara konsisten maka diyakini akan muncul sense of belonging pada pegawai maupun komunitas local sehingga pada akhirnya akan mampu menjamin keberlanjutan usaha pabrik gula yang banyak melibatkan pihak-pihak lain sebagai mitra usaha (misalnya petani tebu rakyat, tenaga kerja tidak tetap, Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia) dalam operasi usahanya.
Collections
- LRR-Hibah Fundamental [144]