Show simple item record

dc.contributor.authorERNASARI, Ulfa
dc.date.accessioned2024-11-18T05:26:24Z
dc.date.available2024-11-18T05:26:24Z
dc.date.issued2024-01-26
dc.identifier.nim182210101158en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/124571
dc.descriptionFinalisasi unggah file repositori tanggal 18 November 2024_Kurnadien_US
dc.description.abstractTuberkulosis merupakan penyakit kronis, infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis ditandai dengan jaringan granulasi nekrotik yang sesuai terhadap bakteri ini. Kami mencoba untuk meneliti ekstrak Tabernaemontana divaricata, L. (tanaman mondokaki) pada seluruh bagian tanamannya karena ingin mengetahui kandungannya terhadap aktivitas Mycobacterium tuberculosis H37Rv. Penelitian ini dilakukan dengan beberapa pelarut yang berbeda polaritas yaitu n-heksana, diklorometana, etil asetat dan residu. Setelah dilakukan ekstraksi bertingkat kemudian dilanjutkan dengan uji aktivitas terhadap Mycobacterium tuberculosis dengan metode resazurin. Penelitian ini diharapkan berkontribusi dalam skrining awal untuk mendapatkan obat antituberkulosis dari alam. Metode ekstraksi yang digunakan adalah metode remaserasi menggunakan pelarut metanol. Hasil dari ekstraksi selanjutnya di pekatkan dan difraksinasi secara bertingkat menggunakan metode partisi cair-cair. Pelarut yang digunakan dalam fraksinasi adalah n-heksana, diklorometana, dan etil asetat. Konsentrasi sampel yang diuji yaitu 25, 100, 500, 1000 µg/mL dengan kontrol positif menggunakan isoniazid (INH). Hasil uji antituberkulosis dibaca menggunakan ELISA reader pada panjang gelombang 620 nm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ektrak tanaman mondokaki (Tabernaemontana divaricata, L), fraksi n-heksana, fraksi diklorometana, dan fraksi etil asetat mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, dan tanin. Keempat sampel tidak mengandung senyawa terpenoid. Hasil pengujian antituberkulosis menunjukkan nilai IC50 sampel ekstrak tanaman mondokaki sebesar 13,50 µg/mL, fraksi n-heksana sebesar 2,99 µg/mL, fraksi diklorometana sebesar 1,74 µg/mL, dan etil asetat sebesar 0,17 µg/mL. Dari hasil penelitian yang diperoleh, terdapat sampel yang nilai IC50 lebih rendah dari kontrol positif isoniazid yaitu fraksi etil asetat dengan hasil 0,17 µg/mL sehingga disimpulkan bahwa fraksi etil asetat memiliki aktivitas paling baik sebagai agen antituberkulosis.en_US
dc.description.sponsorshipDPU : Dr. apt. Ayik Rosita Puspaningtyas, S.Farm. DPA : apt. Indah Purnama Sary, S.Si., M.Farm.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Farmasien_US
dc.subjectTuberkulosisen_US
dc.subjectTanaman Mondokakien_US
dc.subjectNilai IC50en_US
dc.titleSkrining Fitokimia dan Potensi Daya Hambat Ekstrak Mondokaki (Tabernaemontana Divaricata, L) terhadap Mycobacterium Tuberculosis H37Rven_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiFarmasien_US
dc.identifier.pembimbing1Ibu Dr. apt. Ayik Rosita Puspaningtyas, S.Farmen_US
dc.identifier.pembimbing2Ibu apt. Indah Purnama Sary. S.Si., M.Farmen_US
dc.identifier.validatorKacung- 11 November 2024en_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record