Show simple item record

dc.contributor.authorTRISAKSONO, Esther Ezera
dc.date.accessioned2024-10-30T08:17:53Z
dc.date.available2024-10-30T08:17:53Z
dc.date.issued2023-08-14
dc.identifier.nim191810301032en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/124512
dc.descriptionFinalisasi unggah file repositori tanggal 30 Oktober 2024_Kurnadien_US
dc.description.abstractDesikan merupakan suatu bahan yang biasanya digunakan sebagai bahan penyerap. Desikan memiliki kemampuan untuk dapat menyerap air dan juga kelembapan dari udara. Bahan baku yang umumnya digunakan dalam pembuatan desikan adalah bahan tambang, seperti gel, zeolit, clay, dan lain sebagainya. Kekurangan dari sejumlah bahan tersebut adalah sifatnya yang tidak dapat diperbaharui. Hal ini mendorong dilakukannya proses sintesis desikan dari bahanbahan yang dapat diperbaharui, seperti serbuk gergaji kayu pohon sengon. Variasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengaruh dari rasio massa dari serbuk gergaji kayu:asam akrilat dan juga pengaruh perlakuan delignifikasi terhadap daya serap air dan uap airnya. Rasio serbuk gergaji kayu:asam akrilat yang digunakan berturut-turut adalah 2:1, 4:1, 6:1 dan 8:1 dengan ukuran partikel ≥ 120 mesh. Metode yang digunakan dalam proses sintesis desikan adalah kopolimerisasi cangkok. Kopolimerisasi cangkok dilakukan dengan mencangkokkan monomer asam akrilat ke dalam rantai selulosa. Inisiator dan agen pengikat silang yang digunakan dalam proses sintesis ini adalah kalium persulfat dan metilen bis-akrilamida (MBA). Desikan yang diperoleh kemudian dikarakterisasi menggunakan FTIR. Karakterisasi FTIR dilakukan dengan tujuan mengetahui perbandingan struktur gugus fungsi antara serbuk gergaji kayu sengon mentah dengan sampel desikan yang diperoleh melalui proses sintesis. Desikan yang memiliki kemampuan serap air paling tinggi adalah desikan dengan komposisi 4:1. Hal ini disebabkan karena serbuk gergaji kayu yang ditambahkan pada komposisi 6 dan 8 gram sangat banyak sehingga ikat silang yang terbentuk juga semakin banyak. Hal tersebut akan menyebabkan kemampuan desikan untuk dapat menyerap air dan uap air semakin menurun, sedangkan sampel dengan komposisi 2:1 hanya memiliki sedikit selulosa sehingga pada proses sintesis, jumlah radikal bebas yang dihasilkan bersamaan dengan asam akrilat dan inisiator yang digunakan menjadi lebih sedikit. Hasil dari karakterisasi FTIR yaitu perbedaan yang sangat signifikan pada sampel desikan hasil sintesis yang terdapat pada hilangnya gugus C=C sebagai tanda dari hilangnya kandungan lignin, dan munculnya gugus C=O yang merupakan bukti keberhasilan dari proses pencangkokan asam akrilat. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa daya serap air dan uap air sangat dipengaruhi oleh massa dari serbuk gergaji kayu yang ditambahkan. Kemampuan serap air tersebut juga dipengaruhi oleh perlakuan delignifikasi. Desikan dengan serbuk gergaji kayu mentah memiliki kemampuan daya serap air dan uap air yang lebih rendah dibandingkan dengan yang diperoleh dari serbuk gergaji kayu terdelignifikasi. Hal ini diakibatkan karena kandungan lignin yang terdapat di dalam serbuk gergaji kayu mentah masih sangat banyak.en_US
dc.description.sponsorshipDPU: Suwardiyanto, S.Si., M.Si., Ph.D. DPA: Dr. Muhammad Reza, S.Si., M.Sc., M.Si.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alamen_US
dc.subjectDaya Serap Desikanen_US
dc.subjectMetode Kopolimerisasi Cangkoken_US
dc.titlePengaruh Komposisi Serbuk Gergaji Kayu:Asam Akrilat dan Delignifikasi Terhadap Daya Serap Desikan Melalui Kopolimerisasi Cangkoken_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiKimiaen_US
dc.identifier.pembimbing1Suwardiyanto, S.Si., M.Si., Ph.D.en_US
dc.identifier.pembimbing2Dr. Muhammad Reza, S.Si., M.Sc., M.Si.en_US
dc.identifier.validatorrepo_ratna_Oktober 2024en_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record