Analisis Pengaruh Perubahan Iklim, Green Finance, dan Kebijakan Moneter terhadap Stabilitas Keuangan di ASEAN-5, China, dan Korea Selatan
Abstract
Negara-negara di seluruh dunia saat ini tengah menghadapi permasalahan
serupa berkaitan dengan perubahan iklim. Fenomena perubahan iklim tersebut
menimbulkan berbagai masalah yang dapat mengganggu perekonomian, terutama
pada stabilitas harga dan stabilitas keuangan.Stabilitas harga dapat terganggu
karena dampak iklim merusak asset-aset yang kemudian menyebabkan terjadinya
inflasi. Sedangkan stabilitas keuangan dapat terganggu diakibatkan adanya
mekanisme risiko fisik dan risiko transisi. Kedua risiko tersebut dapat membuat
permasalahan pada sektor perbankan, yang kemudian dapat menimbulkan situasi
gagal bayar dan mengganggu stabilitas keuangan. Oleh karena itu, telah dilakukan
kesepakatan secara global melalui Paris Agreement untuk menangani dampak dari
perubahan iklim tersebut dan turut melibatkan peranan pemerintah dan juga bank
sentral.
Teori-teori yang melandasi stabilitas keuangan dimulai dari teori siklus
bisnis atau teori inovasi milik Schumpeter yang menyatakan bahwa pengenalan
produk baru (inovasi) akan menggeser perekonomian dari posisi ekuilibrium lama
menuju kondisi ekuilibrium yang baru. Teori tersebut berhubungan dengan
variabel-variabel penelitian melalui hipotesis Environmental Kuznets Curve, teori
pembangunan keuangan Blackburn dan Hung, teori suku bunga Keynes, dan teori
stabilitas keuangan Allen dan Gale.
Untuk menjawab permasalahan yang telah disusun pada rumusan masalah,
Penelitian ini menggunakan regresi data panel dengan menggunakan Random Effect
Model (REM) sebagai model terpilih. Data penelitian ini diperoleh dari EDGAR
(Emissions Database for Global Atmospheric Research), situs Asian Development
Bank (ADB), dan World Bank. Penelitian ini menggunakan sampel ASEAN-5,China, dan Korea Selatan dengan menggunakan periode tahun 2017Q1 sampai
2022Q4.
Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa variabel perubahan iklim
yang diproksi dengan emisi karbon CO2 berpengaruh negatif tidak signifikan
terhadap stabilitas keuangan, variabel green finance yang diproksi dengan green
bond berpengaruh positif signifikan terhadap stabilitas keuangan, dan variabel
kebijakan moneter yang diproksi dengan suku bunga riil berpengaruh negatif
signifikan terhadap stabilitas keuangan.