dc.description.abstract | Peningkatan kebutuhan ayam pedaging sebagai sumber protein untuk
memenuhi kebutuhan gizi sehari-hari berdampak pada peningkatan limbah yang
dihasilkan, salah satunya yaitu bulu ayam. Bulu ayam yang dibuang secara
langsung ke lingkungan menyebabkan pencemaran lingkungan. Namun, limbah
bulu ayam merupakan bahan alami yang mengandung protein dalam kadar yang
tinggi hingga 82,36% dari total senyawa penyusunnya. Protein utama yang
terkandung dalam bulu ayam yaitu keratin. Keratin bersifat tidak larut dalam air,
asam lemah, basa lemah, dan dalam pelarut organik. Adanya ikatan disulfida yang
terbentuk antara dua molekul sistein bertanggung jawab mempertahankan struktur
dari protein tersebut sehingga sulit untuk didegradasi. Keratin dapat didegradasi
dari bulu ayam dengan memutus ikatan disulfida pada sistin. Sistin pada keratin
merupakan bentuk dimer teroksidasi dari asam amino sistein. Salah satu bahan yang
dapat digunakan untuk memutus ikatan disulfida pada sistin yaitu NaOH. Namun,
efisiensi kelarutan bulu ayam dengan menggunakan senyawa kimia lebih rendah
dibandingkan dengan penggunaan enzim keratinase yang dapat menghidrolisis
keratin. Sejumlah mikroorganisme keratinolitik khususnya aktinomisetes telah
diidentifikasi mampu mendegradasi keratin dengan menghasilkan enzim
keratinase. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan isolat aktinomisetes
proteolitik yang berpotensi mendegradasi keratin dalam tepung bulu ayam serta
mengetahui karakter morfologi dari isolat aktinomisetes terpilih.
Penelitian dimulai dengan tahap isolasi, kemudian dilakukan skrining
aktivitas keratinolitik dan proteolitik serta dilanjutkan dengan identifikasi
morfologi isolat aktinomisetes. Pada tahap isolasi, sampel isolat yang digunakan
berasal dari limbah bulu ayam yang telah terdekomposi dengan tanah yang
didapatkan dari lokasi di Kabupaten Sidoarjo. Tahap selanjutnya yaitu skrining aktivitas keratinolitik aktinomisetes keratinolitik pada media DTBA. Tahap ini
bertujuan untuk mengetahui aktivitas hidrolisis keratin oleh isolat aktinomisetes
terhadap tepung bulu ayam. Tahap selanjutnya yaitu skrining aktivitas proteolitik
aktinomisetes keratinolitik, tahap ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas
hidrolisis protein kasein oleh isolat aktinomisetes terhadap protein kasein yang
terdapat pada media SMA. Tahapan terakhir yaitu identifikasi, yang terdiri dari
identifikasi secara makroskopis dan mikroskopis terhadap isolat aktinomisetes yang
terpilih.
Sebanyak 25 isolat aktinomisetes berhasil diisolasi pada media SCA. Hasil
skrining aktivitas keratinolitik secara kualitatif menunjukan bahwa terdapat 14
isolat yang mampu mendegradasi keratin pada tepung bulu ayam yang terdapat di
dalam media DTBA. Hasil aktivitas keratinolitik ditandai dengan adanya zona
bening di sekitar koloni. Aktivitas secara semikuantitatif menunjukkan bahwa
Isolat SA11 dengan indeks aktivitas keratinolitik rata-rata tertinggi sebesar
2,733±0,115. Sedangkan pada hasil skrining aktivitas proteolitik menunjukan
bahwa terdapat 14 isolat yang mampu mendegradasi kasein pada media SMA. Hasil
aktivitas proteolitik ditandai dengan adanya zona bening di sekitar koloni dari Isolat
SA11 dengan indeks aktivitas proteolitik rata-rata tertinggi sebesar 1,750±0,155.
Hasil identifikasi morfologi menunjukkan karakter makroskopis Isolat SA11 yaitu
memiliki bentuk koloni bulat, permukaan koloni halus, warna koloni putih, serta
warna pigmentasi kuning pada media ISP4. Karakter mikroskopis Isolat SA11 yaitu
memiliki bentuk sel circular, termasuk ke dalam bakteri Gram positif. Isolat SA11
diketahui mampu membentuk endospora melalui pewarnaan endospora serta
adanya rantai spora yang berbentuk rantai panjang lurus (Rectiflexibles) | en_US |