dc.description.abstract | Longsor merupakan berpindahnya atau pergeseran suatu bahan penyusun. Bahan penyusuntersebut memiliki komposisi batuan yang bermacam-macam dan dapat bergerak secara spontan ataupun perlahan sesuai fator-faktor yang dipengaruhi oleh
kemiringan , struktur bebatuan, adanya bidang bidang gelincir, dan debit air hujan. Material bebatuan tersebut mudah bergeser apabila batuan yang kedap air berada di atas suatu batuan pembentuk lereng (Soenarmo et al., 2008). Tingkat kerawanan
tanah longsor cukup menarik untuk ditelitisalah satunya yaitu di Kabupaten Jember
khususnya di Kecamatan Panti. Tahun 2006 peristiwa tanah longsor pernah terjadi
di Kecamatan Panti yang mengakibatkan banyak jatuhnya korban jiwa maupun
korban harta. Data BPS Kabupaten Jember mencatat bahwa bencana tanah longsor
yang terjadi pada tanggal 2 Januari 2006 mengakibatkan banyaknya korban jiwa
maupun harta. Sebanyak meninggalnya 76 orang, hilangnya 15 orang, 1.900
orang mengungsi, 36 rumah sebanyak 36 hanyut, rusaknya 2400 rumah dan
putusnya jembatan serta sawah rusak seluas 14 ha. Beberapa desa di Kecamatan
Panti yang mengalami dampak dari longsor tersebut yaitu Desa Kemiri dan Suci
yang merupakan area yang memiliki tingkat kerawanan tertinggi
Tujuan daari penelitian ini yaitu untuk mengetahui tingkat kerawanan longsor di
Desa Kemiri Kceamatan panti beserta pengaruh nilai resistivitas terhadap faktor
keamanan yang didapatkan. Beberapa uji yang dapat digunakan untuk menentukan
tingkat kerawanan longsor yaitu menggunakan uji geolistrik dan uji geoteknik.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan nilai resistivitas yang didapatkan dari uji
lapang (Uji Geolistrik) dan juga nilai faktor keamanan (Uji Geoteknik) yang
diperoleh dari uji laboratorium. Perbedaan uji geolistrik dan juga uji geoteknik
dalam penelitian ini yaitu untuk uji geolistrik merupakan uji lapang yang bertujuan
menghasilkan nilai resistivitas da juga jenis litologi bawah permukaan tanah,
DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER
DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER
viii
sedangkan uju geoteknik bertujuan untuk menghasilkan nilai kohesi, psi, dan juga
nilai gamma sebagai data input untuk menghasilkan nilai faktor keamanan.
Hasil penelitian ini menunjukan lokasi memiliki besar nilai resistivitas antara
0,72 Wm hingga 267 Wm. Tanah di lokasi penelitian berjenis lempung basah hingga
tanah berjenis batuan pasir. Kondisi tersebut sama halnya dengan kondisi tanah di
Kabupaten Jember yang merupakan wilayah dengan jenis tanah lempung. Nilai
resistivitas yang didapatkan juga bernilai relatif kecil. Nilai kecil ini dapat
dipengaruhi oleh kondisi tanah yang basah, hal ini disebabkan karena waktu
pengambilan data lapang dilakukan setelah terjadinya hujan. Kestabilan lereng
dipengaruhi oleh beberapa hal. Salah satu faktor yang mempengaruhi yaitu jenis
litologi antara lapisan tanah atas dan lapisan tanah bawah. Ketika lapisan tanah atas
memiliki jenis litologi dengan nilai resistivitas kecil bertemu lapisan tanah bawah
yang memiliki litologi dengan nilai resistivitas besar maka akan mempengaruhi
nilai faktor keamanan. Semakin besar perbedaan nilai reistivitas antar kedua lapisan
tanah maka semakin kecil nilai faktor keamanan yang didapatkan. Tingkat
kerawanan longsor di desa Kemiri tersebar merata dan hanya lokasi pertama yang
memiliki nilai faktor keamanan diatas 2. Nilai yang rendah tersebut rawan
terjadinya longsor secara tiba-tiba dan dapat menyebabkan masyarakat maupun pengunjung Agrowisata terkena dampak dari longsor. Tingginya tingkat pergeseran
tanah di lokasi penelitian mengharuskan masyarakat lebih berhati-hati jika melewati lokasi tersebut khususnya pada musim penghujan | en_US |