dc.contributor.author | KUSUMO, Bagus Nayoko | |
dc.date.accessioned | 2024-08-15T23:31:43Z | |
dc.date.available | 2024-08-15T23:31:43Z | |
dc.date.issued | 2023-01-20 | |
dc.identifier.nim | 192410101135 | en_US |
dc.identifier.uri | https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/124016 | |
dc.description | Finalisasi oleh Taufik Tgl 16 Agustus 2024 | en_US |
dc.description.abstract | Analisis Risiko SPBE Menggunakan Peraturan Menteri PANRB Nomor 5
Tahun 2020 dan Bow Tie Analysis (Studi Kasus: Dinas Komunikasi dan
Informatika Kabupaten Jember); Bagus Nayoko Kusumo; 192410101135; 2024; ()
Halaman; Program Studi Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas
Jember
Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) adalah fokus pemerintah
untuk meningkatkan pelayanan publik, namun menghadapi berbagai risiko akibat
perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) 4.0. Permen PANRB
No. 5 Tahun 2020 menyediakan panduan untuk manajemen risiko SPBE. Dinas
Komunikasi dan Informatika Kabupaten Jember, sebagai penyelenggara SPBE,
belum melaksanakan manajemen risiko, yang penting untuk didokumentasikan
guna memastikan keberlangsungan dan mengurangi dampak risiko SPBE.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko-risiko SPBE yang ada
di Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Jember dan memvisualisasikan
diagram risiko yang paling berbahaya di instansi tersebut. Analisis manajemen
risiko SPBE pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Jember
didasarkan pada Permen PANRB No. 5 Tahun 2020 tentang Pedoman Manajemen
Risiko SPBE. Metode pendukung yang digunakan adalah Bow Tie Analysis untuk
menangani risiko dengan nilai risiko tertinggi atau yang diprioritaskan dengan
keluaran visualisasi diagram.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat 27 daftar risiko, dengan 1 risiko
dalam kategori sangat tinggi, 10 risiko tinggi, 13 risiko sedang, 2 risiko rendah, dan
1 risiko sangat rendah. Berdasarkan selera risiko yang disepakati, dengan ambang
batas penanganan nilai 12 pada tahap evaluasi risiko, terdapat 22 risiko yang perlu
ditangani oleh Dinas Komunikasi dan Informatika, sementara 5 risiko lainnya tidak
memerlukan penanganan. Risiko tertinggi yaitu ilegal akses (hack) yang memiliki
nilai risiko paling tinggi akan dilakukan penanganan menggunakan metode Bow Tie
Analysis. | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.publisher | Fakultas Ilmu Komputer | en_US |
dc.subject | SPBE | en_US |
dc.subject | ISO 31000 | en_US |
dc.subject | RISK MANAGEMENT | en_US |
dc.subject | BOW-TIE ANALYSIS | en_US |
dc.subject | GOVERNMENT | en_US |
dc.title | Analisis Risiko SPBE Menggunakan Peraturan Menteri PANRB Nomor 5 Tahun 2020 dan BOW TIE Analysis (Studi Kasus: Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Jember | en_US |
dc.type | Skripsi | en_US |
dc.identifier.prodi | Sistem Informasi | en_US |
dc.identifier.pembimbing1 | Beny Prasetyo, S.Kom., M.Kom | en_US |
dc.identifier.pembimbing2 | Windi Eka Yulia Retnani, S.Kom.,MT | en_US |
dc.identifier.validator | Taufik | en_US |
dc.identifier.finalization | Taufik | en_US |