Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat dan Intensitas Penggunaan Paylater dengan Model UTAUT 3
Abstract
Perkembangan teknologi dalam memasuki era digital ekonomi menjadi
tantangan bagi berbagai elemen masyarakat yang harus membiasakan diri dengan
segala bentuk kemudahan, salah satunya ditandai dengan kehadiran Financial
Technology (Fintech). Fintech merupakan hasil kolaborasi antara kecanggihan
teknologi dan jasa keuangan yang mengubah model bisnis menjadi lebih moderat
sekaligus mendukung pergerakan ekosistem Cashless Society. Salah satu inovasi
fintech yang saat ini sedang populer di kalangan masyarakat yaitu fitur Beli
Sekarang Bayar Nanti (BNPL) atau yang lebih dikenal dengan sebutan Paylater.
Fitur Paylater akhir-akhir ini sedang populer di kalangan milenial, hal ini
dikarenakan penggunaannya yang praktis, mudah dan aman karena telah diawasi
oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Kemunculan fitur Buy Now Pay Later (BNPL) atau kerap populer disebut
Paylater merupakan metode pembiayaan kredit yang sedang trend dikalangan
masyarakat khususnya generasi muda karena mengusung inovasi pembayaran
kredit tanpa kartu kredit dengan waktu pembayaran variatif yang dapat dilakukan
dalam satu kali waktu atau beberapa kali cicilan (Prastiwi & Fitria, 2021)(Prastiwi
& Fitria, 2021). Metode pembayaran ini tengah menjadi alternatif pembayaran
oleh masyarakat dengan anggaran terbatas. Perusahaan yang memiliki layanan
Paylater muncul dari hasil kerja sama fintech lending yang bergerak dalam jasa
Peer-To-Peer Lending (P2PL) bersama Application Programming Interface (API)
sehingga dapat terhubung dengan perusahaan platform penyedia Paylater seperti
e-commerce. Bermula dari Kerjasama tersebut akhirnya menghasilkan fitur
Paylater diantaranya ShopeePaylater, GoPaylater, Kredivo dan platform lainnya
(DS Research, 2021)(DS Research, 2021). Kemudahan yang ditawarkan dari layanan Paylater semakin memperluas jangkauan penggunanya sehingga
menjadikan Paylater populer dikalangan masyarakat.
Dibalik kemudahan yang ditawarkan, hal ini bisa menjadi bumerang bagi
generasi muda, khususnya pelajar dengan gaya hidup konsumeris dan literasi
keuangan yang rendah karena banyak generasi muda yang terlilit utang hingga
puluhan juta karena tidak mampu melunasi tagihannya. Berangkat dari
permasalahan tersebut mendorong peneliti untuk melakukan penelitian
berdasarkan analisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi minat dan intensitas
penggunaan Paylater melalui identifikasi model yaitu Unified Theory of
Acceptance and Use of Technology 3 (UTAUT 3) menggunakan semua variabel
dalam model UTAUT 3. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sejauh mana
peran teknologi mampu mempengaruhi gaya hidup individu hingga melakukan
keputusan penggunaan layanan pembiayaan kredit berupa Paylater.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan metode analisis
data SEM-PLS menggunakan SmartPLS 4.0 melalui teknik accidental sampling
sebagai teknik pengambilan sampel dengan google form sebagai media
pendistribusian kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel
pengaruh sosial, kebiasaan dan inovasi pribadi mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap minat menggunakan Paylater mahasiswa Universitas Jember
sedangkan variabel ekspektasi kinerja, ekspektasi upaya, kondisi fasilitas,dan nilai
harga tidak memiliki pengaruh signifikan. Berdasarkan hasil pengolahan PLS
variabel habit dan minat penggunaan dinyatakan memiliki pengaruh terhadap
perilaku penggunaan dalam mengukur tingkat frekuensi pemakaian Paylater pada
Mahasiswa UNEJ. Maka dapat disimpulkan pada penelitian ini, bahwa kebiasaan
dan pengalaman menggunakan teknologi, adanya informasi dan pengaruh sosial
serta rasa ingin tahu tinggi mampu memberikan pengaruh terhadap minat
penggunaan Paylater. Pada penelitian ini variabel eksogen yang digunakan hanya
mampu menjelaskan 65% pengaruhnya terhadap variabel endogen, sisanya 35%
dijelaskan oleh variabel di luar model penelitian.