Show simple item record

dc.contributor.authorMia Putri Sugesti
dc.date.accessioned2013-12-24T05:14:33Z
dc.date.available2013-12-24T05:14:33Z
dc.date.issued2013-12-24
dc.identifier.nimNIM040110291123
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/12353
dc.description.abstractSetelah dilakukan kajian structural dan pragmatic yang ditekankan pada aspek patologi sosial terhadap novel Detik Terakhir, selanjutnya diambil kesimpulan. Judul novel Detik Terakhir menunjukkan keadaan atau suasana cerita. Keadaan atau suasana cerita menunjukkan bahwa Tokoh utama Arimbi mengalami tekanan psikologi yang berat, Arimbi di hadapkan pada kondisi keluarga yang tidak harmonis, hal inilah yang memicu terganggunya perkembangan kejiwaannya. Tema mayor novel Detik Terakhir adalah rumah tangga yang tidak harmonis mempengaruhi perkembangan kejiwaan anak. Tema-tema minor yang mendukung keberadaan tema mayor adalah (1), komunikasi yang kurang dalam keluarga akan menimbulkan kehancuran, (2), mengedarkan narkoba hanya akan merugikan diri sendiri dan orang lain. Adanya hubungan timbal balik antara tema mayor dan tema-tema minor dapat menimbulkan kesatuan tematik dalam novl ini. Tokoh utama novel Detik Terakhir adalah Arimbi, sedangkan tokoh tambahannya adalah Ruslan Suwito, Marini Ruslan, Rajib dan Vela. Arimbi memiliki watak bulat, karena mengalami perubahan watak dari awal sampai akhir cerita. Tokoh tambahan Ruslan Suwito memiliki watak datar karena tidak mengalami perubahan watak dari awal hingga akhir cerita, tokoh Marini Ruslan memiliki watak datar karena tidak mengalami perubahan watak, tokoh Rajib memiliki watak datar, sedangkan tokoh Vela memilki watak bulat karena mengalami perubahan watak dari awal hingga akhir cerita. Konflik novel Detik Terakhir meliputi konflik fisik dan konflik batin. Konflik fisik terdiri atas konflik antara manusia dan manusia, konflik antara manusia dan alam sekitar, dan konflik antara manusia dan masyarakat. Konflik antara manusia dan manusia terjadi antara Arimbi dengan penjaga panti. Konflik antara manusia dan msyarakat dan konflik antara manusia dengan alam sekitar tidak ditemukan dalam novel ini. Konflik batin terdiri atas konflik satu ide dengan ide yang lain dan konflik seseorang dengan kata hatinya. Konflik satu ide dengan ide yang lain dialami oleh tokoh Arimbi saat berada dalam panti rehabilitasi saat Arimbi merenungkan segala bentuk peraturan yang dilakukan panti rehabilitasi. Konflik antara seseorang dengan kata hatinya di alami oleh tokoh Arimbi saat Arimbi memutuskan untuk mencoba narkoba. Adanya konflik-konflik tersebut dapat menciptakan ketegasan, kedinamisan dan daya imajinasi, sehingga cerita menjadi hidup dan menarik. Latar novel Detik Terakhir terdiri atas latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Latar tempat yang di gambarkan pengarang antara lain rumah, kantin sekolah, panti rehabilitasi, kontrakan Rajib. Latar waktu yang di gambarkan pengarang antara lain adalah pukul 06.00 persiapan panti rehabilitasi menerima kunjungan keluarga. Pukul 06.30 Arimbi berangkat menuju sekolahnya. Pukul 24.10 Arimbi melarikan diri dari rumahnya. Latar sosial ketika Ruslan Suwito berselingkuh dengan seorang model yang bernama Angela. Ruslan Suwito seorang dari kalangan eksekutif terkenal dan disegani banyak orang dan memiliki teman dan relasi dari berbagai kalangan. Keterkaitan antar unsur terlihat jelas pada judul dan tema terutama tema mayor. Judul Detik Terakhir menunjukkan suatu keadaan atau suasana cerita yaitu keadaan Arimbi yang di hadapkan pada hubungan keluarga yang tidak harmonis, Arimbi yang labil menjadi tidak terkontrol Arimbi mulai menjadi pecandu narkotika dan bergabung dalam komunitas narkoba dan bertemu dengan Vela yang menjadi kekasihnya, hal tersebut sama dengan tema mayor yaitu rumah tangga yang tidak harmonis berakibat pada perkembangan jiwa anak. Keterkaitan unsur-unsur tersebut dapat menimbulkan keutuhan dan kesatuan (unity) dalam cerita . Analisis pragmatik berupa analisis patologi sosial yang meliputi kriminalitas, abnormalitas seksual, dan mental disorder. Kajian patologi dapat disimpulkan sebagai berikut. Aspek kriminalitas berupa perdagangan dan penyalahgunaan narkoba dialami oleh tokoh Arimbi, Rajib dan Vela. Abnormalitas seksual berupa lesbian dialami Arimbi dan Vela setelah memutuskan untuk menjalin cinta dan menjadi pasangan kekasih. Mental disorder berupa rasa tidak suka terhadap keadaan dialami: tokoh Arimbi ketika sekolah bertemu dengan guru-guru yang tidak ia sukai, Ketika Mamanya memutuskan Arimbi dengan dunia luar, Arimbi yang tidak suka dengan panti rehabilitasi, Arimbi yang sejak kecil sudah sering merasakan keadaan yang tidak menyenangkan, Ketika Arimbi dan Vela tidak leluasa bermesraan. Mental disorder berupa rasa cemas yang dialami: Arimbi ketika ia dilanda rasa cemas karena mendapat firasat buruk. Mental disorder berupa rasa sedih dialami: Arimbi saat melihat Mamanya bertengkar dengan Papanya, saat Arimbi melihat Mamanya disiksa Papanya, Arimbi sedih karena kedua orangtuanya lebih mementingkan kehormatan daripada perasaanya, Arimbi sedih melihat panti rehabilitasi Vela yang begitu kumuh dan kotor, Arimbi sedih karena Mamanya memasukkan ia ke panti rehabilitasi, Arimbi sedih karena perkataan Vela yang menyakitkan, Arimbi sedih karena Vela menjadi pelacur. Mental disorder berupa rasa takut dialami: Arimbi akan mengalami siksaan sakaw, Arimbi dibawa oleh tiga pria yang tidak ia kenal, Arimbi tertangkap basah oleh penjaga panti sedang bermesraan dengan Vela, Arimbi takut hidup tersembunyi bersama Vela, Arimbi melihat seorang pemuda yang disiksa oleh tiga pria. Mental disorder terakhir adalah rasa gelisah atau tidak tenang yang dialami: Arimbi ketika memikirkan hari esok yang menjemukan, Arimbi merasakan gelagat buruk Mamanya, penjaga panti yang mengetahui bahwa Arimbi telah bercinta dengan Vela, Arimbi melihat Papanya bericara dengan polisi, Papa dan Mamanya akan mengirim Arimbi ke Amerika. Mental disorder berupa rasa sedih juga dialami Vela karena telah diperkosa oleh seorang Bandar. Mental disorder berupa perasaan gelisah dan tidak tenang juga dialami Rajib karena memikirkan keadaan Arimbi dan Vela. Kajian patologi sosial novel Detik Terakhir berupa kriminalitas, abnormalitas seksual, dan mental disorder dapat bermanfaat bagi pembaca atau penikmat. Secara pragmatik, masalah-masalah patologi sosial diambil hikmahnya dan masalah-masalah patologi sosial dapat segera diatasi dan diperkecil atau dikurangi agar masyarakat menjadi sehat, aman, tenang sehingga pembangunan dan peningkatan kesejahteraan sosial dapat dicapai.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries040110291123;
dc.subjectKAJIAN PATOLOGI SOSIAL NOVEL DETIK TERAKHIRen_US
dc.titleKAJIAN PATOLOGI SOSIAL NOVEL DETIK TERAKHIR KARYA ALBERTHIENE ENDAHen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record