Analisis Perbandingan Kinerja Shear Wall dan Base Isolation AHigh Damping Rubber Bearing pada Gedung Monumen dan Museum Reog Ponorogo
Abstract
Indonesia adalah negara rawan gempa. Dengan fakta tersebut, kebutuhan
akan bangunan gempa menjadi hal yang penting. Sering berkembangnya jaman,
muncul banyak sekali teknologi anti gempa untuk gedung. Salah satunya adalah
teknologi isolasi dasar. Dari sekian banyak teknologi isolasi dasar, digunakanlah
tipe HDRB karena memiliki rasio redaman yang lebih besar daripada rubber
isolator lainnya. Tugas akhir ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan kinerja
dari struktur Monumen dan Museum Reog Ponorogo yang memiliki struktur sistem
ganda “SRPMK+SDSK” dengan struktur alternatif SRPMK+base isolator HDRB.
Pada model struktur alternatif, dinding geser dihilangkan dan diganti dengan kolom
dan balok yang memiliki dimensi dan penulangan yang sama dengan kolom, balok
di lantai yang sama. Metode yang digunakan dalam analisis adalah Nonlinear Time
History Analysis (NLTHA) yang merupakan analisis gempa paling akurat dalam
menggambarkan perilaku struktur.
Dalam analisis ini digunakan sebelas pasang rekaman gerak tanah gempa
yang sesuai dengan lokasi dari gedung ini dibangun yang kemudian dilakukan
pencocokkan spektrum sesuai dengan aturan pada SNI 1726:2019. Sebelas pasang
gerak tanah tersebut adalah gempa Friuli, Big Bear 1, Kozani, San Simeon, Dinar,
Big Bear 2, Zihuatanejo, Iwate Off, Ki Se, Kushiro Oki dan South Peru. Analisis
dilakukan dengan bantuan program ETABS versi 18.1.1. Hasil analisis yang
digunakan adalah rata-rata dari hasil analisis kesebelas gempa yang telah
disebutkan.
Setelah dilakukan perhitungan, digunakanlah HDRB tipe HH080X4S dan
HH090X4S dalam struktur alternatif. Hasil analisis menyatakan bahwa struktur
alternatif memiliki periode 6.604 detik untuk arah x dan 6.598 detik untuk arah y,
lebih besar dibandingkan struktur eksisting yaitu 3.620 detik untuk arah X dan 3.11
detik untuk arah Y yang berarti adanya peningkatan fleksibilitas gedung dalam
struktur alternatif. Peningkatan fleksibilitas ini terletak pada dasar gedung yang
bergerak secara horizontal mengikuti gerak tanah dengan tujuan meredam energi
gempa. Gaya geser dasar struktur alternatif memiliki nilai yang lebih rendah sebesar
31.38% untuk arah X dan 52.13% untuk arah Y yang berarti gaya lateral force pada
setiap lantai juga berkurang sehingga akan memengaruhi kinerja dari struktur
seperti perpindahan dan simpangan antar tingkat menjadi lebih baik. Sejalan dengan
pernyataan tersebut, pada pegerakan arah positif terjadi pengurangan simpangan
antar tingkat pada struktur alternatif sebesar 41.46% arah X dan 64.05% arah y,
sedangkan pegerakan arah negatif, terjadi pengurangan 52.71% untuk arah X dan
49.74% untuk arah Y yang artinya kerusakan inelastik yang terjadi pada struktur
alternatif berkurang cukup signifikan. Kedua struktur memiliki level performa
Immediate Occupancy dari perhitungan maximum inelastic drift. Namun, drift pada
struktur alternatif memiliki nilai yang lebih kecil. Kesimpulannya, struktur
alternatif menunjukkan kinerja yang lebih unggul dalam memitigasi dampak dari
gaya gempa yang terjadi.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4098]