• Login
    View Item 
    •   Home
    • DIPLOMA PROGRAMME PRACTICE REPORT (Laporan Diploma)
    • Diploma Programme - Faculty of Culture
    • View Item
    •   Home
    • DIPLOMA PROGRAMME PRACTICE REPORT (Laporan Diploma)
    • Diploma Programme - Faculty of Culture
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    TINGKAT TUTUR BAHASA MADURA DI KECAMATAN WRINGIN KABUPATEN BONDOWOSO

    Thumbnail
    View/Open
    skripsi MASRUFAH_1.pdf (302.8Kb)
    Date
    2013-12-24
    Author
    Masrufah
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Tingkat tutur merupakan salah satu variasi bahasa. Tingkat tutur bahasa Madura merupakan tata cara masyarakat Madura menunjukkan kesopanannya pada lawan tutur. Penggunaan tingkat tutur bahasa Madura mulai mengalami pergeseran. Hal ini dibuktikan dengan menurunnya penggunaan tingkat tutur èngghi bhunten yang terbatas di wilayah pesantren. Tingkat tutur ini perlu dilestarikan agar budaya sopan tetap terpelihara dan tidak mengalami kepunahan. Tujuan penelitian untuk mengetahui kaidah tingkat tutur berupa: (1) deskripsi leksikon tingkat tutur, (2) deskripsi formulasi tingkat tutur, (3) deskripsi pemakaian tingkat tutur. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai upaya pelestarian tingkat tutur dan pengayaan bahan ajar bahasa Madura bagi siswa. Penelitian ini dilakukan dengan tiga tahap yaitu tahap penyediaan data, tahap analisis data, dan tahap penyajian data. Tahap penyediaan dilakukan dengan empat teknik yaitu: (1) teknik cakap semuka, untuk mengumpulkan data berupa keterangan informan mengenai pemakaian tingkat tutur, (2) teknik cakap tansemuka berupa daftar tanyaan mengenai leksikon tingkat tutur dan kalimat bahasa Indonesia yang harus diterjemahkan dalam tingkat tutur bahasa Madura, (3) teknik catat, dan (4) teknik rekam untuk memudahkan pembuatan transkripsi data. Tahap analisis data dilakukan dengan menggunakan pendekatan referensial dan sosiolinguistik dengan memadankan penggunaan tingkat tutur dan faktor pemilihan tingkat tutur. Tahap penyajian data dilakukan dengan metode formal dan informal. Jumlah informan dalam penelitian ini berjumlah tiga orang dengan penambahan tiga orang sebagai informan tambahan. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Wringin Kabupaten Bondowoso. Daftar tanyaan yang digunakan berupa dua jenis yaitu leksikon dan kalimat berbahasa Indonesia yang harus diubah ke dalam tiga jenis tingkat tutur yaitu enjâ’ iyâ, engghi enten, dan èngghi bhunten. Penulisan data dilakukan dengan transkripsi ortografis yang disesuaikan dengan EYD bahasa Madura. Pengklasifikasian leksikon tingkat tutur dilakukan berdasarkan kelas kata. Dalam bahasa Madura, tidak semua kelas kata memiliki tingkat tutur. Jenis kelas kata yang sama sekali tidak memiliki tingkat tutur, yaitu numeralia, artikula, interjeksi, nomina berupa bahan, nomina berupa alat pertukangan, nomina berupa perhiasan dan ajektiva berupa warna. Penelitian ini menemukan tiga jenis tingkat tutur yang masing-masing tingkat tutur memiliki tiga subtingkat tutur yaitu (1) enjâ’ iyâ: EI mandhâ’, EI tengnga’an, EI tèngghi; (2) engghi enten: EE mandhâ’,EE tengnga’an, EE tèngghi; (3) èngghi bhunten: EB mandhâ’, EB tengnga’an, EB tèngghi. Pengklasifikasian jenis tingkat tutur tersebut didasarkan dengan pemakaian dan jenis partisipan. Rumusan subtingkat tutur bahasa Madura di Kecamatan Wringin Kabupaten Bondowoso sebagai berikut. (1) EI mandhâ’ dirumuskan dalam bentuk EI + EI, (2) EI tengnga’an berbentuk EI + EE, (3) EI tèngghi dirumuskan dengan EI + EB, (4) EE mandhâ’ dengan rumus EE + EI, (5) EE tengnga’an dengan bentuk EE + EE, (6) EE tèngghi dirumuskan dalam bentuk EE + EB, (7) EB mandhâ’ dirumuskan dengan EB + EI, (8) EB tengnga’an berbentuk EB + EE, (9) EB tèngghi dengan rumus EB + EB. EI digunakan oleh O1 dan O2 yang status sosialnya sejajar dan hubungan sosialnya akrab atau O1 yang status sosialnya lebih tinggi daripada O2. EE digunakan oleh O1 dan O2 yang status sosialnya sejajar tetapi hubungan sosialnya kurang akrab atau O1 yang status sosialnya sedikit lebih rendah daripada O2. EB digunakan oleh O1 yang status sosialnya sejajar (sama-sama sangat tinggi) tetapi hubungan sosialnya tidak akrab atau O1 yang status sosialnya jauh lebih rendah daripada O2 dan hubungan sosialnya tidak akrab.
    URI
    http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/12343
    Collections
    • Diploma Programme - Faculty of Culture [464]

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository