Pengaruh Variasi Kecepatan Udara dan Penambahan Saluran Honeycomb terhadap Efisiensi Kompor Gasifikasi TLUD Berbahan Bakar Ampas Tebu
Abstract
Penggunaan bahan bakar LPG (Liquified Petroleum Gas) semakin meningkat seiring berjalannya waktu. Hal tersebut memicu inovasi bahan bakar yang dapat diperbaharui dan tidak berpengaruh terhadap lingkungan yaitu biomassa. Biomassa adalah bahan atau material dari tumbuhan mati atau beberapa bagian hewan yang digunakan sebagai bahan bakar. Energi dari biomassa dapat diperoleh dengan cara pembakaran langsung, gasifikasi, maupun pirolisis untuk menghasilkan bahan bakar gas atau cair. Konversi biomassa menjadi energi thermal menggunakan kompor gasifikasi dapat meningkatkan efisiensi thermal hingga dua kali lipat dari pembakaran biomassa secara konvensional. Gasifikasi adalah sebuah proses di mana bahan padat diubah menjadi gas di dalam reaktor dengan temperatur tinggi. Kompor yang menggunakan prinsip gasifikasi memiliki beberapa jenis diantaranya Top-Lit Up Draft (TLUD) Gasifier, Fixed Bed Downdraft Gasifier, Fluidized Bed Reactor, serta Entrained Flow Gasifier. Salah satu jenis kompor gasifikasi yang mudah untuk dioptimalisasi adalah TLUD Gasifier. Jenis ini memiliki desain yang sederhana dan dapat menggunakan bahan bakar biomassa jenis apapun dengan komposisi air kurang dari 20%. Kompor gasifikasi sejauh ini telah dikembangkan dengan menggunakan bahan bakar biomassa yang beragam, salah satunya adalah limbah ampas tebu. Ampas tebu juga mudah didapatkan karena tersedia di Indonesia dalam jumlah yang cukup besar. Selain aspek bahan bakar, kemampuan kompor gasifikasi untuk menghasilkan efisiensi thermal yang baik bergantung pada desain kompor, seperti tipe kompor, dimensi kompor, dan laju aliran udara pembakaran Penelitian ini menggunakan jenis biomassa ampas tebu dengan menambahkan saluran honeycomb yang terletak antara dinding kompor dan blower. Hal tersebut bertujuan untuk mendapatkan aliran fluida yang seragam. Penelitian ini juga tetap menggunakan variasi kecepatan udara (2 m/s; 3,5 m/s; 5 m/s dan 6,5 m/s) yang dihasilkan blower yang bertujuan untuk menyuplai oksigen dalam reaktor. Berdasarkan uraian variasi di atas, penelitian ini mendapat nilai efisiensi sebesar 30% melalui perhitungan menggunakan metode Water Boiling Test (WBT) dan karakteristik api yang dihasilkan. Karakteristik tersebut meliputi lama nyala api dan temperatur ruang bakar.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4098]