Pengaruh Variasi Jenis Asam dan PH terhadap Pola Absorbansi Natural Dye (Daun Singkong, Tomat dan Kulit Terong Ungu)
Abstract
Dye sensitized solar cells (DSSC) atau biasa di kenal juga dengan Gratzel
cell merupakan sel surya generasi ketiga yang di ciptakan oleh Brian O’Regan dan
Michael Gratzel di UC Berkeley dan dikembangkan lebih lanjut oleh para
ilmuwan tersebut di Ecole Polythechnique Federale de Lausanne hingga pertama
kali dipublikasikan dengan efisiensi tinggi pada tahun 1991 (Dileep, 2015).
Prinsip kerja sel surya generasi ketiga ini hampir sama dengan proses fotosintesis
pada tumbuhan ketika klorofil menyerap foton namun tidak melakukan transfer
muatan, sedangkan pada DSSC proses penyerapan cahaya dan transfer muatan di
lakukan oleh beberapa bagian dari DSSC. Hal tersebut bertentangan dengan sel
fotovoltaik konvensional dimana semikonduktor melakukan dua fungsi tersebut.
Pemisahan fungsi ini menyebabkan kemurnian yang lebih rendah dari bahan baku
sehingga DSSC menjadi alternatif dengan biaya yang rendah, pembuatannya
sederhana dan ramah lingkungan. DSSC ini terdiri dari empat bagian utama antara
lain, kaca transparan konduktif (Transparant Conducting Oxide atau TCO) yang
umumnya digunakan yaitu Indium Doped Oxide (ITO) atau Flour Doped
TinOxide (FTO) sebagai substrat anoda untuk melewatkan cahaya serta transpor
elektron dan counter elektrode katoda (ITO atau FTO) lembaran kaca konduktif
yang dilapisi dengan katalis biasanya platinum untuk mengatalis reaksi regenerasi
elektron. Bagian selanjutnya yaitu lapisan oksida yang biasa digunakan adalah
TiO2 yang ditempelkan pada substrat untuk menstransfer elektron. Lapisan
selanjutnya yaitu monomolekuler pewarna (Dye) atau yang biasa digunakan
adalah Ruthenium Complexes yang teradsorpsi pada permukaan lapisan oksida.
Selanjutnya photoanoda elektrolit biasanya pelarut mengandung redoks mediator
seperti pasangan iodide/triodide (Wu et. al., 2015).