Pengaruh Ekstrak Tempe Kedelai terhadap Struktur Histologi Ginjal Mencit (Mus musculus L.) Strain DDY Orkidektomi
Abstract
Ginjal memiliki peran penting dalam mensekresikan zat toksik dan
menjaga keseimbangan cairan tubuh. Penurunan fungsi ginjal jangka panjang
dapat menyebabkan penyakit ginjal kronis (PGK). PGK lebih sering terjadi pada
pria dengan hipogonadisme, yang menyebabkan penurunan kadar hormon
testosteron. Defisiensi testosteron berkontribusi pada sindrom metabolik dan
kerusakan sel endotel akibat peningkatan produksi ROS (reactive oxygen species).
ROS dapat menyebabkan stres oksidatif, yang dapat berdampak pada peradangan
dan kerusakan ginjal. Akumulasi ROS yang berlebihan menyebabkan
ketidakseimbangan pada sistem antioksidan tubuh. Tempe kedelai dapat menjadi
sumber antioksidan dan antiinflamasi eksternal. Penelitian ini bertujuan
menganalisis pengaruh ekstrak tempe kedelai terhadap diameter glomerulus,
diameter kapsula Bowman, serta persentase nekrosis sel tubulus kontortus
proksimal (TKP) dan tubulus kontortus distal (TKD) pada mencit orkidektomi.
Desain penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Mencit
sebanyak 24 ekor dibagi menjadi empat kelompok: kontrol negatif (tanpa
orkidektomi dan pemberian minyak jagung), kontrol positif (orkidektomi bilateral
dan pemberian minyak jagung), D1 dan D2 diorkidektomi dan dilanjutkan dengan
pemberian ekstrak tempe kedelai masing-masing 0,6g/ml dan 1,2 g/ml. Pemberian
ekstrak tempe dilakukan 30 hari setelah masa penyembuhan orkidektomi bilateral
secara oral menggunakan metode gavage selama 15 hari sebanyak 1ml/hari.
Mencit dibius dan dibedah pada hari ke-16 setelah pemberian dosis ekstrak tempe,
kemudian diambil organ ginjal untuk dibuat preparat awetan dengan metode
parafin dan pewarnaan HE. Pengamatan histologi dilakukan pada diameter glomerulus dan kapsula Bowman serta persentase nekrosis sel tubulus kontortus
proksimal (TKP) dan tubulus kontortus distal (TKD).
Hasil analisis One Way ANOVA menunjukkan bahwa orkidektomi
berpengaruh signifikan terhadap diameter glomerulus, kapsula Bowman, dan
persentase nekrosis sel TKP dan TKD. Analisis Duncan menunjukkan kelompok
D2 memiliki hasil yang paling mendekati kontrol negatif dan berbeda signifikan
dari kontrol positif. Kelompok D2 juga memiliki persentase nekrosis sel TKP dan
TKD terendah dibandingkan kelompok lainnya. Ekstrak tempe kedelai
mengandung isoflavon yang terdiri dari genistein dan daidzein, yang berperan
sebagai antioksidan serta antinflamasi sehingga efektif dalam memperbaiki
kerusakan ginjal akibat defisiensi testosteron. Dosis 1,2 g/ml memberikan hasil
terbaik dalam memperbaiki kerusakan histologi ginjal pada mencit orkidektomi.
Kesimpulan penelitian ini menunjukkan potensi ekstrak tempe kedelai dengan
dosis 1,2 g/ml selama 15 hari pada mencit orkidektomi dapat memperbaiki
kerusakan ginjal.