dc.description.abstract | Kajian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan yang dihadapi setiap manusia hingga dapat mengubah tingkah laku atau kepribadian mereka dalam bermasyarakat. Banyaknya masalah yang dihadapi membuat manusia mencari cara memuaskan diri dengan lebih mendahulukan insting-insting yang ingin dipuaskan demi menghindari ketidaksenangan/ketidaknyamanan. Kumpulan cerpen Wingit karya Sara Wijayanto menceritakan tokoh-tokoh perempuan yang mengalami banyak permasalahan semasa hidup dan berakhir pada kematian.
Penelitian dilakukan dengan tujuan mengungkap unsur struktural yang dibahas yaitu tema, tokoh dan perwatakan, serta konflik, mendeskripsikan analisis psikologi kepribadian Freud berupa struktur kepribadian dan dinamika kepribadian. Metode yang digunakan yakni metode kualitatif dengan analisis deskriptif. Objek material berupa kumpulan cerpen Wingit karya Sara Wijayanto dengan fokus pada empat cerpen. Objek formal didasarkan pada teori struktural dan teori psikologi, khususnya psikologi kepribadian Freud. Satuan analisis berupa paragraf, wacana, dan kalimat yang menunjukkan relasi unsur struktural dan psikologi kepribadian Sigmund Freud.
Hasil penelitian pada teori struktural menunjukkan adanya keterkaitan unsur antara tema, tokoh dan perwatakan, serta konflik dalam empat cerpen Wingit. Cerpen “Marni” dengan tema mayor perjuangan dalam memenuhi kebutuhan hidup. Tema minor berupa kepercayaan yang dikhianati berujung pada kematian dan perjalanan cinta yang mengajarkan untuk melepaskan. Tokoh utama Marni dan tokoh tambahan yaitu Mas Bagus serta Ratih. Konflik yang terjadi yaitu manusia dengan manusia, manusia dengan masyarakat, dan seseorang dengan kata hatinya. Cerpen “Gadis” mengangkat tema mayor berupa keinginan untuk selalu tampil perfeksionis, tema minor peranan seorang suami untuk istri dalam menghadapi keterpurukan. Tokoh utama Gadis dan tokoh tambahan Pram. Konflik berupa manusia dengan manusia dan seseorang dengan kata hatinya. Cerpen “Siti” mengandung tema mayor berupa menggapai cita-cita, tema minor bekerja sebagai perempuan penghibur untuk melangsungkan hidup dan kekecewaan terhadap perempuan yang berakibat pada ketidakpedulian terhadap orang lain. Tokoh utama Siti dan tokoh tambahan Aminah dan Mat Hasan. Konflik berupa manusia dengan manusia dan seseorang dengan kata hatinya. Cerpen “Rahma” yang mengangkat tema mayor belenggu trauma dan kehilangan, tema minor perjalanan cinta yang berakhir kecewa. Tokoh utama Rahma dan tokoh tambahan Bimo. Konflik berupa manusia dengan masyarakat dan seseorang dengan kata hatinya.
Hasil analisis psikologi kepribadian Freud menunjukkan setiap tokoh berbeda-beda dalam memuaskan struktur kepribadian dan dinamika kepribadian. Cerpen “Marni” struktur kepribadian tokoh Marni awalnya berjalan seimbang, kemudian mengalami perubahan dengan cenderung memuaskan id dan ego hingga melupakan superego. Marni ingin hidup nyaman dan mendapatkan banyak uang, sehingga memutuskan untuk memuaskan insting id. Kecemasan berupa realistik, neurotik, dan moral. Kecemasannya dialihkan dengan menggunakan pemertahanan ego represi, substitusi, dan identifikasi. Cerpen “Gadis” berjalan seimbang, id, ego, dan superego bekerja dengan baik. Struktur kepribadian Gadis berubah saat dirinya cenderung memuaskan insting id, direalisasikan dengan kinerja ego, sehingga superego tidak dapat bekerja dengan baik. Obsesi tampil sempurna tidak dapat direalisasikan dengan baik, sehingga id dan ego mengalami perubahan. superego tidak bekerja dengan baik, rasa kecewa mengakibatkan depresi hingga berakhir bunuh diri. Kecemasan berupa realistik, neurotik, dan moral, kemudian dialihkan dengan pemertahanan ego represi, substitusi, dan regresi. Cerpen “Siti” tidak berjalan seimbang sejak awal. Struktur kepribadiannya mengalami perubahan, id berupa ingin hidup bebas dan belajar agama, ego menabung, belajar salat dan mengaji secara diam-diam, superego tetap bekerja menjadi perempuan penghibur. Kecemasan berupa realistik, neurotik, dan moral, kemudian dialihkan dengan pemertahanan ego substitusi, represi, dan fiksasi. Cerpen “Rahma” diawal berjalan seimbang, mengalami perubahan dengan cenderung memuaskan id. superego tidak berjalan dengan baik, Rahma mengakhiri hidupnya sendiri dan kedua anaknya. Kecemasan berupa realistik, neurotik, dan moral, serta dialihkan dengan pemertahanan ego represi, substitusi, dan kompensasi. | en_US |