dc.description.abstract | Diare merupakan penyebab utama kematian bayi dan balita di Negara
berkembang. Sekitar 15% dari seluruh kasus kematian balita akibat diare di
seluruh dunia adalah disentri yang disebabkan oleh Shigella sp. (WHO, 2005). Di
Indonesia, surveillance yang pernah dilaksanakan di Jakarta periode Februari
2005 sampai September 2007 pada anak usia 0-14 tahun menemukan bahwa
63,2% pasien diare adalah akibat infeksi Shigella sp. (Shigellosis) (Hernawa et al.,
2010). Invasi bakteri Shigella pada epitel usus dapat diperantarai oleh pili yang
ada pada permukaan dinding bakteri. Bakteri Shigella dysenteriae kemudian akan
menempel dan membuat koloni pada epitel usus yang akhirnya menimbulkan
manifestasi klinis pada penderita. Untuk mengkonfirmasi hal tersebut diperlukan
adanya pembuktian bahwa protein sub-unit pili bakteri Shigella dysenteriae
merupakan molekul adhesin dari bakteri. Protein adhesi dideteksi tubuh sebagai
antigen dan akan berperan dalam menginduksi respon imun untuk menghasilkan
antibodi.
Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan bahwa protein adhesi pili
Shigella dysenteriae dengan berat molekul 95 kDa bersifat imunogenik. Dalam
penelitian ini digunakan ayam petelur jenis Lohmann sebagai penghasil antibodi
poliklonal IgY dengan cara menyuntikkan protein adhesi pili Shigella dysenteriae
secara subkutan pada sayap ayam bagian bawah. Antibodi poliklonal yang telah
terbentuk selanjutnya dideteksi melalui kuning telur ayam dan diuji hambat
hemaglutinasi serta uji hambat adhesi bakteri Shigella dysenteriae.
Manfaat dari penelitian ini dapat dikembangkan sebagai alat diagnostik
berbasis molekul adhesi serta dapat dikembangkan sebagai vaksin terutama yang
berasal dari protein adhesi pili S. dysenteriae. Jenis penelitian ini adalah
eksperimental laboratoris dengan rancangan penelitian eksperimental semu (quasy
eksperimental design) yang dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas
Kedokteran Universitas Jember pada September 2012 sampai Agustus 2013.
Berdasarkan hasil penelitian pada uji hambat hemaglutinasi diketahui
bahwa antibodi poliklonal IgY yang dihasilkan dari protein adhesi pili 95 kDa S.
dysenteriae mampu menghambat proses hemaglutinasi eritrosit mencit sampai
pengenceran ½, sementara pada pengenceran selanjutnya dimana konsentrasi
antibodi poliklonal semakin kecil didapatkan hasil negatif yang berarti terjadi
hemaglutinasi pada eritrosit. Sedangkan pada uji hambat adhesi didapatkan hasil
bahwa bakteri yang banyak menempel pada sel enterosit adalah kelompok kontrol,
kemudian dilanjutkan pada kelompok dengan konsentrasi antibodi terkecil, dan
yang paling sedikit menempel adalah pada kelompok dengan konsentrasi antibodi
terbesar. Hal ini menunjukkan bahwa, semakin sedikit jumlah antibodi poliklonal
yang diberikan, maka akan semakin banyak bakteri S. dysenteriae yang menempel
sehingga indeks adhesinya meningkat. Hasil uji statistika regresi linier
menunjukkan bahwa nilai R square = 0,783 yang berarti bahwa sebanyak 78,3%
dari nilai indeks adhesi dipengaruhi oleh variabel besarnya konsentrasi protein
antibodi poliklonal yang diberikan, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor
lain diluar konsentrasi antibodi poliklonal.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah protein adhesi pili dengan berat
molekul 95 kDa dari S. dysenteriae bersifat imunogenik sehingga mampu
menginduksi respon imun humoral pada ayam yang kemudian menghasilkan
antibodi poliklonal IgY, serta dapat menghambat hemaglutinasi eritrosit dan
menghambat adhesi bakteri S. dysenteriae pada sel enterosit mencit. | en_US |