dc.contributor.author | MAULITA, Dwi Ayu | |
dc.date.accessioned | 2024-08-06T02:39:30Z | |
dc.date.available | 2024-08-06T02:39:30Z | |
dc.date.issued | 2024-07-04 | |
dc.identifier.nim | 202310101012 | en_US |
dc.identifier.uri | https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/122898 | |
dc.description | Finalisasi repositori tanggal 6 Agustus 2024_Kurnadi_Rara | en_US |
dc.description.abstract | Penelitian ini menggunakan korelasional deskripstif kuantitatif pendekatan
cross-sectional. Jumlah sampel pada penelitian ini menggunakan aplikasi G*Power
versi 3.1 dengan sampel sejumlah 112 responden. Teknik sampling menggunakan
cluster random sampling yang membagi wilayah Puskesmas Sumbersari menjadi 5
wilayah. Kriteria inklusi pada penelitian ini yakni keluarga pasien yang berusia 20-
79 tahun, belum pernah terdiagnosis penyakit diabetes melitus, dan bersedia
menjadi responden penelitian. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner
Indonesia’s Health literacy Short-Form Survey Questionnaire (HLS-EU-SQ10-
IDN) dan Finnish Diabetes Risk Score (FINDRISC). Analisis univariat untuk data
kategorik karakteristik responden akan disajikan dalam bentuk frekuensi dan
presentase. Analisis bivariat menggunakan uji korelasi Kendall Tau C.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel tingkat health literacy
sebagian besar responden masuk dalam kategori inadequate (tidak memadai)
sebesar 60.7%, Sedangkan pada variabel tingkat risiko kejadian diabetes melitus
tipe 2 sebagian besar responden masuk dalam kategori cukup rendah sebesar 35.7%.
Analisa data dengan menggunakan uji Kendall Tau C didapatkan hasil bahwa nilai
p value = 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ha diterima sehingga dapat
diartikan bahwa terdapat hubungan antara variabel tingkat health literacy dengan
tingkat risiko diabetes melitus tipe 2. Untuk koefisien korelasi (correlation
coefficient) menunjukkan hasil 0,310 yang diintrepetasikan bahwa arah korelasi
positif dengan kekuatan korelasi cukup. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
rendah tingkat health literacy maka akan semakin tinggi tingkat risiko kejadian
diabetes melitus tipe 2 pada keluarga pasien diabetes melitus.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara variabel
tingkat health literacy dengan variabel tingkat risiko kejadian diabetes melitus tipe
2 pada keluarga pasien diabetes melitus tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas
Sumbersari Jember. Perawat dapat berperan sebagai edukator dengan memberikan
pendidikan kesehatan kepada keluarga pasien diabetes melitus tipe 2 dimana
termasuk kedalam kelompok yang sangat berisiko terhadap kejadian diabetes
melitus tipe 2. Perawat dapat memberikan penyuluhan sebagai upaya meningkatkan
literasi kesehatan kepada masyarakat, khususnya kelompok berisiko dalam
penyakit diabetes melitus tipe 2. Perawat juga dapat melakukan upaya penyuluhan
kesehatan sebagai upaya preventif dalam pencegahan penyakit diabetes melitus tipe
2. | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.publisher | Fakultas Keperawatan | en_US |
dc.subject | Health Literacy | en_US |
dc.subject | Diabetes Melitus Tipe 2 | en_US |
dc.title | Hubungan Tingkat Health Literacy dengan Tingkat Risiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 pada Keluarga Pasien Diabetes Melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Sumbersari Jember | en_US |
dc.type | Skripsi | en_US |
dc.identifier.prodi | Program Studi Ilmu Keperawatan | en_US |
dc.identifier.pembimbing1 | Ns. Jon Hafan Sutawardana, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.MB | en_US |
dc.identifier.pembimbing2 | Ns. Ana Nistiandani, S.Kep., M.Kep | en_US |
dc.identifier.validator | Teddy | en_US |